Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pasien Cemas, Harap Hindari Medsos Selama #Pilpres2019!

24 Maret 2019   05:33 Diperbarui: 24 Maret 2019   10:13 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serotonin sendiri adalah zat kimiawi otak atau neurotransmitter yang dianggap sebagai salah satu sumber rasa senang, bahagia dan aman. Kondisi ini sebenarnya akibat stres berkepanjangan yang terjadi pada pasien. Aktifasi amygdala yang berlebihan akhirnya menimbulkan serangan panik. 

Banyak Berita Menakutkan di #Pilpres2019 Bikin Amygdala Aktif Selalu

Sayangnya saat #pilpres2019 ini banyak sekali status, unggahan dan berita di media sosial yang lebih mengedepankan tema ketakutan. "Hati-hati pilih capres itu nanti PKI bisa bangkit!", "Hati-hati pilih capres itu nanti Khilafah berdiri", "Hati-hati kalau capres itu menang Indonesia dikuasai Asing dan Aseng", "Awas kalau sampai capres itu menang, Orde Baru berkuasa kembali!". 

Kalimat di atas hanyalah sebagian kecil dari seliweran postingan di media sosial kita beberapa bulan sejak kampanye #pilpres2019 dimulai. 

Para buzzer dan pasukan cyber masing-masing capres semakin meramaikan dengan membuat berbagai macam tagar yang menyebarkan ketakutan. Intinya semua postingan tersebut menyasar Amygdala tempat memori disimpan dan ketakutan manusia dirasangsang. 

Tidak heran jika pasien gangguan cemas bisa semakin cemas jika banyak berhadapan setiap harinya dengan postingan menyebarkan ketakutan seperti itu. 

Orang yang tidak mengalami gangguan cemas sendiri bisa saja jika dirangsang terus Amygdalanya akhirnya akan mengalami masalah kecemasan dan akhirnya bisa berpikir yang irasional terkait dengan sesuatu hal. 

Saya sebagai dokter jiwa berharap para pasien gangguan cemas bisa mengurangi bahkan berhenti melihat media sosial dan postingan-postingan mengumbar ketakutan seperti itu. 

Agar tidak menjadi sesuatu yang malah membuat kondisi kecemasannya semakin buruk. Kita bisa menjalankan puasa medsos dulu selama masa kampanye #pilpres2019 ini atau boleh juga seterusnya untuk mengurangi asupan buruk dari medsos kepada otak kita. Semoga tulisan ini bermanfaat. Salam Sehat Jiwa. 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun