Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kapan Seharusnya Menikah?

3 Juni 2018   11:18 Diperbarui: 3 Juni 2018   22:07 4978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menikah di usia 32 tahun lebih satu bulan. Saya memutuskan menikah di usia tersebut karena saya sendiri secara finansial baru merasa mampu di usia tersebut. Usia 29 tahun saya lulus menjadi dokter spesialis kedokteran jiwa. Saat baru lulus sebagai dokter di usia 24 tahun saya sama sekali tidak terpikir ingin menikah karena masih belum punya apa-apa. 

Bayangkan di tahun 2003 saat saya lulus, honor saya di klinik 24 jam saat itu adalah Rp.50.000/24 jam ditambah dengan makan malam seharga 5000. Jadi saat itu sama sekali belum terpikir untuk menikah apalagi belum merasa yakin apa bisa menjalani hidup menikah sambil sekolah dokter spesialis yang sudah saya rencanakan. 

Buat teman-teman yang belum menikah, masih jomblo atau merencanakan menikah maka ada baiknya mencoba saran dari Daniel H.Pink yang dalam bukunya "When" (2017) menyarankan beberapa hal yang mungkin perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menikah. 

antaranews
antaranews
1. Tunggu sampai usia cukup, tapi tidak terlalu tua 

Banyak artikel anekdot yang mengatakan bahwa pasangan yang menikah muda cenderung untuk berpisah. Data di Amerika Serikat yang disarikan dari penelitian sosiolog Nicholas Wolfinger dari University of Utah mengatakan bahwa pasangan yang menikah di usia 25 tahun lebih kurang 11% untuk mengalami perceraian daripada yang menikah di usia 24 tahun. Namun demikian, menikah di atas 32 tahun juga meningkatkan kemungkinan perceraian sampai 5% setelah menikah 10 tahun. Jadi mungkin buat teman-teman yang mau menikah, ada baiknya sekitar usia 26 tahun sampai 31 tahun. Usia yang cukup matang bukan?

2. Tunggu sampai pendidikan kita selesai

Pasangan cenderung merasa lebih puas dengan pernikahan mereka dan menjadi lebih jarang mengalami perceraian ketika mereka telah mencapai jenjang pendidikan yang cukup memuaskan mereka sebelum menikah. Lebih jauh lagi dalam tataran sosial di Amerika Serikat, usia yang setara, memiliki ras yang sama, pendapatan yang setara dan telah mencapai jenjang pendidikan yang diharapkan dapat mencegah perceraian. 

Saya jadi ingat saat teman-teman yang sudah menikah menempuh pendidikan dokter spesialis. Ada yang harus meninggalkan keluarga di luar kota bahkan pulau, ada yang harus merelakan anaknya diasuh lebih banyak oleh orang lain, ada suami atau istri yang perlu memahami bahwa pasangannya sedang menjalani pendidikan kembali sehingga waktu untuk mereka jauh berkurang dan berbagai macam pengorbanan lainnya. Belum lagi penghasilan yang berkurang dan bahkan pengeluaran bertambah saat sekolah di saat telah menikah. Tidak semua orang bisa beradaptasi dengan kondisi ini dan tentunya ini bisa memicu pertengkaran di dalam rumah tangga dan akhirnya perpisahan.

3. Tunggu sampai hubungan "matang"

Andrew Francis_tan dan hugo Mialon dari Emory University menemukan bahwa pasangan yang telah berpacaran setidaknya setahun sebelum menikah cenderung 20% lebih kurang untuk berpisah daripada orang yang terlalu cepat memutuskan menikah setelah hanya beberapa minggu atau bulan berpacaran. Bahkan lebih lanjut penelitian ini mengatakan orang yang berpacaran lebih dari tiga tahun lebih jarang berpisah setelah menikah. Saya sendiri memutuskan menikah setelah tiga tahun berpacaran. 

Tentunya hal-hal yang disarankan di atas bisa saja diperdebatkan dengan berbagai asumsi dan pengalaman yang telah menikah. Namun jangan lupa bahwa jaman terus berubah dan tentunya hal atau kondisi di sekitar kita juga berubah. Data yang diberikan di atas tentunya berdasarkan penelitian dan hasil dari saran para ahli yang sengaja meneliti di bidang hal ini. Semuanya terserah teman-teman mau mengikutinya atau tidak. Semoga artikel ini bermanfaat. Salam Sehat Jiwa (Twitter : @mbahndi) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun