Selamat hari Ibu kepada semua perempuan Indonesia. Sebenarnya hari Ibu ini memang lebih tepatnya merayakan hari perempuan. Seseorang yang sangat bermakna dalam kehidupan manusia karena dari rahim mereka datang kehidupan baru di dunia ini. Kesehatan ibu sering menjadi fokus dari program di kesehatan baik secara nasional maupun dunia. Pada kesempatan Hari Ibu ini saya ingin membahas sedikit tentang Kesehatan Jiwa Perempuan.Â
Kekhawatiran Perempuan Akan Kesehatan
Perempuan memiliki kekhawatiran sendiri akan kesehatannya. Suatu survey yang dilakukan tahun 2016 di Australia oleh Jean Hailes for Women's Health didapatkan hasil bahawa kekhawatiran perempuan akan masalah kesehatan terdiri dari : Nyeri Kronis (8%), Menopause (9%), Masalah Kesehatan Mental (15%), Cancer (17%) dan Masalah Menajemen Berat Badan (23%). Sedangkan dalam situs WebMD dikatakan bahwa kekhawatiran perempuan akan penyakit yang dialami terdiri dari masalah Jantung, Kanker Payudara, Osteoporosis, Depresi dan Penyakit Autoimun. Kedua data tersebut menyatakan juga bahwa masalah terkait dengan kesehatan perempuan selalu terkait dengan masalah mental emosional. Salah satu yang lebih sering dialami perempuan adalah Depresi.Â
Gangguan Jiwa Khas Perempuan
Depresi sebagaimana juga masalah kecemasan secara angka kejadian lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Angka statistik menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan dua kali lipat mengalami masalah gangguan mental emosional dibandingkan laki-laki. Walaupun gejala depresi dan cemas pada perempuan tidak berbeda dengan laki-laki, namun di dalam kriteria diagnosis sendiri ada beberapa masalah gangguan jiwa yang khas hanya terjadi pada perempuan. Hal ini berkaitan dengan fungsi reproduksi perempuan itu sendiri. Beberapa di antaranya adalahÂ
a. PreMenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
Kita mungkin lebih banyak mengenal istilah PreMenstrual Syndrome (PMS), suatu kondisi gangguan suasana perasaan yang biasanya ditandai dengan fluktuatif suasana perasaan (mood swing) dan keadaan lebih mudah teriritasi di saat menjelang menstruasi. Premenstrual Dysphoric Disorder adalah kondisi yang lebih berat dibandingkan PMS. PMDD terjadi di hampir kebanyakan siklus menstruasi dan ditandai dengan beberapa gejala berikut ini : mood yang depresif, merasa cemas, tertekan atau merasa terkunci, afeksi atau suasana perasaan mudah berubah, marah atau mudah tersinggung, pengurangan minat terhadap aktifitas biasanya, susah konsentrasi, perasaan lelah berlebihan, tidak nafsu makan, gangguan tidur (insomnia atau kebanyakan tidur),Â
perasaan subyektif merasa beban terlalu besar atau tidak bisa mengontrol diri dan disertai gejala fisik seperti payudara yang membesar dan sensitif, sakit kepala, mual, nyeri otot dan kenaikan berat badan. Gejala yang berkaitan dengan mood dan afek biasanya menjadi pokok utama gejala untuk diagnosis PMDD ini. Kondisi ini berlangsung sampai mengganggu fungsi kehidupan pribadi dan sosial dan biasanya berlangsung berturut-turut selama dua periode menstruasi.Â
b. Depresi Perinatal ( saat kehamilan )
Depresi bisa terjadi pada siapa saja. Pasien depresi bisa mengalami keberulangan walaupun saat sedang diterapi dan mengalami masa penurunan gejala yang baik. Perempuan yang pernah mengalami depresi bisa mengalami keberulangan depresi pada saat kehamilan. Fluktuatif hormonal pada saat kehamilan dianggap sebagai pemicu timbulnya kembali gejala-gejala depresi yang dialami perempuan. Beberapa di antaranya juga mengalami gejala depresi yang terus menerus saat sebelum hamil. Beberapa penelitian mengatakan pada kasus yang berat penggunaan antidepresan saat kehamilan masih bisa dilakukan. Untuk lebih amannya memang ada baiknya antidepresan seperti golongan serotonin tidak diberikan di trimester pertama kehamilan dan baru diberikan di trimester kedua.Â
c. Depresi Post Partum ( setelah melahirkan )
Depresi post partum atau depresi pasca melahirkan bisa terjadi dalam kurun waktu enam bulan sejak melahirkan. Perempuan yang mengalami kondisi ini bisa tidak mau merawat anaknya. Kondisi yang berat bisa juga dibarengi dengan gejala ide-ide bunuh diri bahkan sampai melakukannya. Depresi post partum perlu dikenali. Pada saat dalam pemeriksaan kliis bisa dengan menggunakan Edinburgh Post Partum Depression Scale yang sebenarnya juga bisa dilakukan pada saat sebelum melahirkan atau pada masa perinatal (kehamilan). Skala Edinburgh ini bisa digunakan untuk menjadi salah satu alat penapisan (screening) untuk perempuan hamil maupun pasca kelahiran berkaitan dengan gejala-gejala depresi.Â
Sangat penting untuk menjaga kesehatan perempuan termasuk kesehatan jiwa perempuan. Masalah rentannya gangguan jiwa pada perempuan bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Kekurangan energi, tugas yang berat dan kadang multitasking baik sebagai ibu rumah tangga dan bekerja, mengurus suami dan anak, faktor hormonal adalah sebagian pemicu rentannya perempuan mengalami gangguan kesehatan jiwa.Â
Untuk itulah perlu adanya upaya untuk menjaga kesehatan jiwa perempuan yang awalnya tentu berasal dari si perempuan sendiri. Perempuan diharapkan mampu menyeimbangkan gas-tugas di dalam kehidupannya dan diharapkan adanya bantuan dari pihak keluarga dalam hal ini adalah pasangan. Dukungan pasangan dalam hal ini suami terhadap istri dalam melakukan pekerjaan domestik sehari-hari bisa memberikan dukungan emosional yang bermakna untuk kesehatan jiwa perempuan. Mari Sayangi Perempuan yang kita cintai. Selamat Hari Ibu. Semoga Semua Makhluk Berbahagia. Salam Sehat JiwaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H