Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terapi Terkini Gangguan Cemas

16 September 2016   08:27 Diperbarui: 16 September 2016   08:35 4769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel 1 : Penggunaan Antidepresan SSRI untuk kasus gangguan cemas

benz-57db496b589773ec5aade5ec.png
benz-57db496b589773ec5aade5ec.png
Terlihat di tabel di atas bahwa level of evidence penggunaan benzodiazepine adalah A tapi direkomendasikan di dalam klinik sebagai lini kedua. Artinya jika ada obat antidepresan SSRI atau SNRI maka penggunaan benzodiazepine hanya dimaksudkan untuk rekomendasi kedua.

Bagaimana di keseharian praktek?

Dalam keseharian praktek kita menggunakan antidepresan berbarengan dengan anticemas pada kasus gangguan cemas. Hal ini dikarenakan penggunaan antidepresan SSRI atau SNRI memiliki tenggang wktu untuk mempunyai efek mengatasi gangguan cemas. Biasanay butuh setidaknya dua minggu agar obat antidepresan SSRI bekerja. Sehingga kebanyakan dokter akan meresepkan obat anticemas sebagai terapi awal untuk mengatasi kecemasan yang dialami pasien. Hal ini biasanya membuat pasien lebih nyaman. Dokter biasanya akan merekomendasikan untuk mengurangi penggunaan benzodiazepine dan bahkan melepasnya jika efek obat antidepresan telah diperolah. Penggunaan anticemas sendiri di awal terapi penting karena banyak pasien yang tidak tahan dengan efek samping awal antidepresan serotonin sperti SSRI dan SNRI karena lebih sering menimbulkan kecemasan di awal penggunaan. Jadi penggunaan anticemas sedikit banyak untuk mengurangi efek samping ini.

Terapi obat bukan satu-satunya terapi untuk gangguan cemas. Bagaimanapun kondisi gangguan kecemasan kita pahami melibatkan banyak faktor termasuk kepribadian pasien sendiri (sudah dibahas sebelumnya dalam artikel ini. Psikoterapi juga merupakan salah satu modalitas untuk terapi gangguan kecemasan selain obat. Semoga informasi singkat ini bisa bermanfaat. Salam Sehat Jiwa

Catatan : 

Beberapa video terkait gangguan kecemasan dan psikosomatik bisa dilihat di sini


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun