[caption caption="ilustrasi: Shutterstock | Admin"][/caption]Hanya dalam hitungan jam kita akan menuju tahun 2016. Segala macam persiapan menjelang tutup tahun ini sudah terasa di berbagai wilayah. Dekat daerah tempat bekerja saya saja spanduk dan baliho berhubungan dengan acara akhir tahun yang rata-rata diisi dengan kembang api sudah tampak bersebaran. Belum lagi berbagai macam paket pesta akhir tahun di hotel yang juga diisi oleh berbagai hiburan.
Salah satu yang erat dengan pesta akhir tahun ini adalah konsumsi alkohol yang mungkin akan lebih banyak daripada malam-malam biasanya di berbagai daerah. Bahkan beberapa pasien saya menanyakan apakah boleh sekali ini saja tidak mematuhi aturan puasa alkohol karena pengobatan yang sedang dijalaninya. Mereka ingin minum alkohol bersama teman-teman dalam pesta akhir tahun yang akan dijelang. Artikel ini akan berusaha menerangkan tentang bahaya alkohol yang bisa saja dinikmati menjelang akhir tahun.Â
Depresi Susunan Saraf Pusat
Alkohol mempunyai sifat menekan sususan saraf pusat. Sifatnya yang menekan ini menyebabkan timbulnya perasaan relaks ketika mengkonsumsi alkohol. Beberapa orang mengkonsumsi alkohol untuk memberikan rasa nyaman dan sedikit berani ketika sedang berada dalam perbincangan di pusat-pusat hiburan malam. Beberapa pasien yang mengalami gangguan depresi dan cemas sering menyalahgunakan alkohol untuk mengurangi rasa cemas dan depresi yang sering melanda diri mereka.
Sayangnya sifat kerjanya alkohol dalam memberikan perasaan nyaman dan mengurangi cemas ini hanya bersifat sementara. Selama masih dalam pengaruh alkohol orang tersebut akan merasakan nyaman tetapi ketika pengaruhnya sudah hilang orang tersebut akan merasakan gejala cemas dan depresi yang lebih parah daripada sebelumnya. Ini pula yang membuat kecenderungan orang tersebut akan minum dan minum alkohol lagi untuk tetap mempertahankan efeknya. Inilah mengapa dikatakan bahwa alkohol bisa menyebabkan masalah gangguan jiwa tetapi banyak juga orang yang mengalami gangguan jiwa lebih rentan menyalahgunakan alkohol.
Alkohol menekan sistem saraf pusat dan pada beberapa orang menyebabkan sindrom disinhibisi. Sindrom disinhibisi menyebabkan orang yang mengkonsumsi alkohol menjadi tidak punya rem terhadap tindakan-tindakan yang secara normal tidak akan dilakukan orang tersebut. Orang yang mengkonsumsi alkohol sampai tahapan mabuk bisa menjadi kacau perilakunya dan menjadi orang yang tidak tahu malu. Daya nalar yang berkurang jauh membuat orang tersebut bisa melakukan tindakan-tindakan yang mungkin akan dapat disesali nantinya.
Tidak heran di berbagai tempat hiburan malam rentan mengalami perkelahian karena masalah ini. Keberanian yang tidak jelas arahnya ditambah dengan kesulitan pengendalian diri menyebabkan orang dalam pengaruh alkohol bisa melakukan tindakan yang bisa disesalinya nanti dalam kondisi sadar. Anda mungkin sebagian pernah menonton film Hangover yang bercerita tentang betapa orang bisa sampai lupa ingatan dan melakukan hal-hal bodoh ketika dalam pengaruh alkohol.
Alkohol Bisa Membuat Alergi
Mungkin tidak banyak orang yang pernah melihat adanya orang yang mengalami alergi karena alkohol, tapi pada kenyataannya itu ada. Orang yang alergi alkohol biasanya tidak tahan meminum alkohol walaupun dalam jumlah yang kecil karena menimbulkan reaksi alergi yang tidak bisa dicegah. Kondisi ini tentunya berbahaya jika ternyata ada orang yang belum pernah minum alkohol lalu ditawarkan alkohol oleh orang laiin dan dia minum tanpa tahu bahwa dia sebenarnya alergi terhadap alkohol. Reaksi alergi yang berat seperti syok anafilaktif bisa dialami yang bisa membuat orang mengalami kematian.
Orang-orang yang mengalami alergi biasa mungkin hanya akan menimbulkan kemerahan dan rasa gatal di kulit tetapi jika lebih banyak meminum alkohol maka bisa saja timbul reaksi alergi yang berat seperti syok anafilaktik.
Delirium Tremens
Beberapa orang yang sudah kecanduan alkohol dan meminum alkohol setiap hari untuk memenuhi kebutuhan ketergantungannya mempunyai risiko mengalami delirium tremens, suatu kondisi putus zat alkohol yang bisa menyebabkan orang mengalami kejang yang hebat sampai kematian.
Beberapa orang yang memang mengalami kecanduan alkohol akan sulit lepas dari alkohol dan akan terus minum alkohol dalam jumlah banyak. Sayangnya sering kali ketika terjadi lepas zat alkohol secara tiba-tiba maka dalam hitungan jam bisa terjadi gejala putus zat (withdrawal). Delirium tremens adalah suatu kondisi yang terkait dengan masalah lepas zat alkohol ini.
Tekanan darah yang tinggi, denyut jantung yang tidak stabil, kejang dan tremor hebat adalah beberapa gejala yang bisa mengancam nyawa atau kalau tidak pun menimbulkan akibat pada otak yang berat. Kondisi ini bisa dicegah dengan program rehabilitasi alkohol bagi para pecandunya.
Lebih Baik Tidak Minum Alkoholm
Melihat masalah yang bisa ditimbulkan oleh alkohol tersebut maka saya menghimbau agar kita bisa mengurangi konsumsi alkohol dan kalau memang mampu untuk tidak mengkonsumsinya sama sekali. Mari kita jelang Tahun Baru 2016 dengan jiwa dan raga yang sehat. Jika memang minum alkohol banyak ruginya, mengapa minum alkohol? Salam Sehat Jiwa.Â
Oleh : dr.Andri,SpKJ,FAPM (Psikiater Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H