Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pendekatan Psikiatrik Kasus Nyeri

12 Desember 2015   06:19 Diperbarui: 12 Desember 2015   11:52 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebab Nyeri Psikogenik

Beberapa ahli akhirnya menerangkan ada 3 teori yang berkaitan dengan penyebab nyeri psikogenik

Teori 1 : Faktor Psikologis yang menyebabkan Nyeri Psikogenik. Dalam teori ini gangguan nyeri psikogenik dikaitkan atau disebabkan dengan gangguan cemas, gangguan bipolar, gangguan depresi, perilaku obsesif kompulsif dan serangan panik.

Teori 2 : Nyeri psikogenik disebabkan karena luka sebelumnya yang tidak sepenuhnya sembuh. Dalam teori ini faktor emosional berasal dari nyeri tersebut dan akan terus meningkat jika penyebab fisik dari nyeri yang di alami tidak disembuhkan.

Teori 3 : Nyeri psikogenik adalah nyeri yang dirasakan lebih berat oleh pasien daripada situasi nyeri yang sebenarnya. Teori ini mengatakan masalah psikologis membuat keluhan nyeri pasien menjadi lebih intens, berlebihan dibandingkan dengan yang seharusnya dirasakan oleh masalah fisik atau trauma yang menyebabkan nyeri tersebut. Gangguan mental memegang peranan penting dalam persepsi nyeri pasien dalam masalah nyerinya.

Gejala Nyeri Psikogenik

Gangguan nyeri psikogenik yang kronik menghasilkan berbagai gejala. Nyeri yang dirasakan dapat ringan atau berat serta bisa nyeri tumpul atau tajam dirasakan. Secara umum nyeri psikogenik menyebabkan keluha-keluhan sebagai berikut :

  1. Rasa tidak nyaman yang konstan walaupun dengan pengobatan
  2. Kesulitan menjelaskan lokasi, kualitas dan dalamnya nyeri
  3. Lokasinya tidak jelas atau berpindah
  4. Nyeri biasanya mencakup bagian lebih besar dari tubuh
  5. Lebih beratnya gejala tidak berhubungan dengan kondisi medis yang mendasarinya

Jika gejala-gejala tersebut di atas terjadi dan tidak berhubungan dengan adanya gangguan medis kronis dan penyebab fisik yang mendasari, pasien sekiranya mengalami nyeri psikogenik. Beberapa praktisi sebelum mendiagnosis nyeri yang berhubungan dengan nyeri psikogenik biasanya tetap melakukan serangkaian tes untuk menyingkirkan adanya kemungkinan nyeri tersebut didasari oleh masaah fisik medis.

Terapi Nyeri Psikogenik

Terapi pada pasien nyeri psikogenik sebaiknya melalui pendekatan tim nyeri yang biasanya terdiri dari para ahli di bidang nyeri dan psikiater. Perlu dipikirkan untuk fokus pada diagnosis dasar yang menyebabkan nyeri psikogenik pada pasien tersebut. Untuk itu psikiater mempunyai peraan penting baik alam diagnosis dan tata laksana kasus-kasus nyeri psikogenik. Karena kasus nyeri psikogenik sangat berhubungan dengan masalah kejiwaan, maka suatu pendekatan terapi psikiatrik yang menyeluruh perlu dilakukan. Selain itu juga tentu tidak melupakan riwayat gangguan fisik dan kalau ada riwayat gangguan psikiatrik pada pasien dan keluarganya.

Gangguan jiwa yang mendasari harus diterapi dengan baik agar masalah nyeri psikogenik yang berkaitan bisa diatasi dengan baik. Dokter perlu mengingat bahwa pengobatan gangguan kejiwaan biasanya berlangsung lama. Tata laksana yang tidak baik dapat membuat masalah pasien dengan penyalahgunaan zat termasuk obat penghilang rasa sakit yang berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun