Minggu depan mungkin pembaca yang mempunyai kampung halaman dan ingin merayakan lebaran di kampung halaman akan mulai mudik. Perjalanan yang dilalui mungkin akan beragam, ada yang berjarak dekat tapi juga ada yang berjarak jauh. Beberapa pemudik memilih mengendarai kendaraan sendiri baik motor maupun mobil. Tentunya selain kendaraan yang prima kondisinya juga harus sehat kondisi fisik pengemudinya.
Banyak hal terkait dengan kesehatan fisik pengemudi. Tidur adalah salah satu masalah yang sering berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik seseorang. Banyak orang bermasalah dengan kesehatan fisiknya jika terganggu tidurnya. Kebanyakan orang menganggap tidur yang baik adalah jika sudah memenuhi 8 jam lamanya. Sayangnya tidak semua orang bisa mendapatkan “kemewahan” tersebut. Kebanyakan rata-rata di antara kita hanya tidur antara 5-6 jam saja sehari. Kondisi kurangnya tidur bisa banyak mempengaruhi fungsi fisik seseorang termasuk salah satunya konsentrasi dalam berkendara. Lihat saja papan pengumuman di jalan tol yang berkaitan dengan bahaya NGANTUK saat mengemudi. Banyak korban kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi yang mengantuk.
Pada saat mudik orang bisa terganggu tidurnya. Selain kebiasaan beberapa pemudik yang lebih senang mengemudi di malam hari dan dini hari, faktor jalanan yang macet berkilo-kilo meter sering membuat pemudik terpaksa bermalam di jalan. Hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi kesehatan pemudik dan konsentrasi di jalan. Selain itu faktor kelelahan juga menjadi masalah yang sering sulit dihindarkan.
Berkendara Malam? Tentu Boleh Saja
Kebiasaan untuk berkendara di malam hari atau dini hari memang mau tidak mau membuat perubahan jam tidur. Biasanya hal ini akan membuat orang yang ingin mengemudi di malam hari tersebut akan mengubah jam tidurnya ke siang hari atau sore hari khusus untuk persiapan malamnya. Sayangnya sering kali hal ini tidak mudah dilakukan. Jadi saran saya lebih baik beristirahat di siang hari sebisasanya saja sebelum bepergian. Tidurlah sekitar 1-2 jam antara jam 3 sore sampai sebelum berbuka puasa. Ketika anda mulai berkendara di malam hari sebenarnya tubuh anda sudah disiapkan oleh pikiran anda sendiri untuk siap berkendara dan akhirnya sudah mulai bersiap untuk berkendara. Rasa ngantuk bisa menghilang karena tubuh dikondisikan untuk mengendarai kendaraan.
Jika perjalanan malam akan ditempuh sampai dini hari biasanya pengemudi akan tetap merasakan konsentrasi berkendara sampai 3 jam ke depan setelah mulai berkendara, setelah itu biasanya kejenuhan akan mulai datang dan rasa kantuk akan mulai terasa. Apalagi jika jalanan agak sepi, gelap dan tidak ada teman bicara di perjalanan. Baiknya ada seorang teman berbicara selama perjalanan malam itu. Biasanya rasa ngantuk akan menyerang antara pukul 1 dini hari sampai 2 dini hari saat melatonin mencapai puncaknya dan mulai menurun di jam 2.30 dini hari. Rsa kantuk akan sedikit berkurang bahkan bisa hilang sama sekali.
Tidur Siang Yang Bermanfaat
Untuk yang berkendara normal di pagi hari misalnya setelah sahur, maka sebenarnya tidak ada masalah. Pola tidur tidak perlu diubah. Pengendara juga bisa beristirahat setelah 3-4 jam berkendara. Jangan memaksakan diri karena merasa masih kuat. Jalan tol yang dilewati yang cenderung menjenuhkan bisa membuat ngantuk dan menghilangkan konsentrasi. Selain beristirahat sejenak untuk melepas kantuk, menyiapkan makanan kecil juga bisa jadi salah satu cara menghilangkan ngantuk saat menyetir. Sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan jika si pengendara sedang berpuasa.
Biasanya rasa kantuk akan lebih mudah datang ketika jalanan datar dan gersang. Kejenuhan berkendara bisa menghilangkan konsentrasi. Saat kantuk paling sering datang di sekitar jam 13-15 baiknya anda yang berkendara beristirahat sejenak selama setengah sampai satu jam. Tidur cepat ini bisa bermanfaat sangat baik (power nap). Jangan terlalu lama karena bisa malah tambah ngantuk .
Semoga mudik anda menjadi mudik yang nyaman. Jangan lupa untuk menjaga pola ritme tubuh terutama tidur. Salam Sehat Jiwa