Sama seperti kasus 2, salah satu faktor kesulitan dalam menangani pasien adalah pasien tidak pernah merasa cocok mendapatkan obat selain xanax untuk mengatasi kondisi kecemasan dasarnya. Sampai saat ini pasien masih berkonsultasi.
Kasus 3,
Ibu Rumah Tangga menggunakan Xanax 1 tahun
Pasien wanita usia 37 tahun dengan keluhan kecemasan yang membuatnya tidak nyaman. Saat itu pasien berkunjung ke psikiater dan diberikan obat xanax 0,25mg sebanyak 3x sehari. Pasien kemudian lepas kontrol dari psikiater dan membeli obat berdasarkan resep dokter umum selanjutnya. Pasien kemudian makan obat dengan dosis 3x0,5mg dan terkadang menambah dosis sendiri menjadi 3x0,75mg jika merasa tidak nyaman. Pemicu tidak nyaman adalah kondisi kelelahan mengurus anak dan dukungan keluarga yang kurang. Pasien sering kali merasa tidak nyaman dan pikiran satu-satunya adalah menambah dosis xanax. Pengobatan dengan obat antidepresan untuk mengurangi perasaan cemasnya tidak membuat pasien beralih dari xanax dan terus mengkonsumsi xanax sampai saat ini.
Pembahasan
Ketiga kasus penggunaan alprazolam di atas memang sangat sering terjadi di dalam praktek sehari-hari. Pasien seringkali tanpa sadar memakai obat anticemas golongan benzodiazepin seperti alprazolam (dengan merk terkenalnya xanax). Awalnya biasanya digunakan untuk membantu tidurnya atau perasaan cemas terkait gangguan fisik (jantung berdebar,perut kembung). Terkadang juga sering digunakan dalam racikan obat yang digunakan oleh berbagai macam dokter untuk mengatasi keluhan-keluhan psikosomatik.
Obat alprazolam (xanax) adalah salah satu jenis obat cemas golongan benzodiazepin yang paling efektif. Dengan efektifitas yang sangat poten dan waktu kerja yang pendek, tidak heran obat ini sering digunakan dan juga sering kali digunakan beberapa kali dalam sehari.
Sayangnya obat ini mempunyai efek untuk menghasilkan toleransi (dosis semakin meningkat) dan ketergantungan yang berat pada pasien jika tanpa pengawasan yang tepat dan bijak. Kebutuhan penggunaan akhirnya bisa menjadi suatu ketergantungan fisik dan psikis. Apalagi pada pasien yang menggunakan alkohol atau dengan riwayat penyalahgunaan zat narkotika. Pasien-pasien seperti ini bila menggunakan alprazolam akan cenderung terus naik dan sulit lepas.
Penanganan yang baik haruslah dimulai dengan pengenalan dasar gejala mengapa sampai pasien menggunakan alprazolam. Pasien perlu menggunakan obat alprazolam pastinya bukan karena tanpa alasan. Kondisi kecemasan dan insomnia adalah latar belakang tersering orang mulai menggunakan alprazolam. Pada pengobatan yang lebih baik adalah menggunakan obat pengganti alprazolam yang setara seperti clonazepam atau diazepam. Namun pada dosis tinggi (lebih dari 2miligram alprazolam perhari) pasien biasanya tidak bisa tiba-tiba menghentikan alprazolam tetapi harus melakukan penurunan dosis perlahan (tappering off). Penggunaan antidepresan seperti sertraline atau fluoxetine juga bisa membantu untuk mengatasi kecemasan dan mengurangi penggunaan obat alprazolam pada akhirnya.
Pasien perlu menyadari dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk berhenti dari alprazolam. Kalau tidak ada niatan untuk berhenti akan percuma. Satu yang paling penting segeralah berkonsultasi jika anda telah menggunakan alprazolam untuk waktu lama.
Salam Sehat Jiwa