Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mencegah Gangguan Panik Kambuh

25 Juli 2011   13:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:23 1679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah seringkali saya menuliskan tentang gangguan panik di kolom kompasiana. Beberapa kali menulis tentang hal itu, ada muncul beberapa pertanyaan dari pembaca dan pasien sendiri yang berkunjung ke Klinik Psikosomatik RS OMNI tempat saya bertugas. Apakah Gangguan Panik saya bisa kambuh ???

Untuk menjawab hal ini pertama kali maka saya harus mengatakan kalau dalam pengobatan Gangguan Panik ada dua faktor terapi yang paling penting yaitu dengan menggunakan obat Antidepresan dan Psikoterapi yang biasanya dilandasi oleh terapi kognitif atau terapi interpersonal.

Pengobatan Antidepresan Yang Tuntas

Pengobatan dengan menggunakan antidepresan yang tuntas perlu dilakukan. Dalam pedoman terakhir dari berbagai sumber literatur termasuk dari FDA di Amerika Serikat, antidepresan golongan SSRI yang menghambat reuptake serotonin di otak merupakan pilihan yang paling baik untuk mengatasi gangguan panik. Pengobatan dengan menggunakan obat anticemas seperti golongan alprazolam, clonazepam atau lorazepam bukanlah yang disarankan sebagai pengobatan tunggal tetapi hanya digunakan jika perlu dan tidak lebih dari dua minggu terutama alprazolam.

Berapa lama pengobatan yang tuntas itu ? Banyak literatur mengatakan bahwa biasanya pengobatan bisa dilakukan sampai 3-6 bulan sejak gejala hilang. Jadi ketika gejala hilang, obat masih terus dimakan sesuai dengan jadwal. Kebanyakan pasien saya biasanya makan obat antidepresan SSRI saja selama 3-4 bulan.

Psikoterapi Mencegah Kekambuhan

Saya pernah menulis tentang pemicu gangguan panik. Kondisi ketidakseimbangan di sistem alarm otak merupakan salah satu penyebab adanya gejala fisik pada pasien gangguan panik. Secara umum faktor penyebab gangguan jiwa dibagi menjadi faktor Biologi, Psikologi dan Sosial. Faktor biologi bisa ditanggulangi dengan penggunaan obat tetapi bagaimana dengan faktor Psikologi dan Sosial ? Psikoterapi adalah jawabannya.

Obat antidepresan akan memfasilitasi kondisi keseimbangan yang ingin dicapai. Setelah kondisi otak seimbang, maka sebenarnya otak akan lebih mudah bekerja dalam membentuk suatu pola adaptasi baru. Pada fase inilah psikoterapi diberikan. Tidak heran biasanya pembicaraan mengenai bagaimana mengubah pola pikir, beradaptasi dengan kondisi baru dan memilah-milah pemicu kecemasan serta cara mengatasinya dimulai setelah pengobatan berlangsung sekitar dua minggu. Ketika kecemasan panik sudah mulai menghilang dan gejala-gejala fisik membaik, inilah saat yang tepat memulai psikoterapi.

Pasien pada fase ini akan lebih nyaman, lebih mudah belajar hal-hal baru terkait dengan kondisi kesehatan mentalnya dan bagaimana mempertahankan hal ini kelak ketika pengobatan dengan obat selesai. Gunanya tidak lain dan bukan adalah untuk mempertahankan kondisi keseimbangan otak agar mencegah kekambuhan.

Jadi intinya, Obat membantu memfasilitasi keseimbangan otak, Psikoterapi mempertahankan keseimbangan itu.

Salam Sehat Jiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun