[caption id="attachment_96653" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption] Pernahkah anda merasa jenuh dengan seks yang sepertinya hanya itu-itu saja ? Atau merasa pasangan tidak menarik lagi ? Hal ini wajar terjadi sepanjang dalam pernikahan apalagi yang sudah memasuki masa yang panjang di atas 10 tahun. Untuk mengatasi hal ini biasanya salah satunya dengan melakukan variasi-variasi dalam bercinta. Namun apakah anda pernah mengalami tidak ada gairah seks, padahal kehidupan pernikahan anda baru seumur jagung ? Sama sekali tidak ada gairah seksual atau fantasi seksual walaupun istri atau suami anda begitu menggairahkan ? Jangan-jangan anda menederita Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDS). Gangguan melemahnya gairah seksual ini bisa mengenai pria dan wanita di segala usia. Kondisi ini bisa terjadi secara umum ataupun spesifik dengan pasangan tertentu. Untuk hal yang spesifik itu pernah saya bahas dalam artikel Disfungsi Seksual Psikogenik sebelumnya. Kali ini kita akan membahas tentang mengapa HSDS bisa terjadi dan bagaimana menanganinya. Satu hal yang paling penting dalam mendiagnosis gangguan gairah seksual ini adalah hal ini terjadi ketika si dokter (dalam hal ini psikiater) telah memperhitungkan kondisi usia dan keadaan kehidupan sehari-hari si pasien yang bisa berpengaruh terhadap gairah seksual. Artinya ketika semua kondisi tersebut dalam keadaan normal, pasien masih mengeluhkan gairah seksual terganggu, maka ini merupakan suatu pertanda yang perlu dipikirkan. Gangguan jiwa seperti depresi juga harus disingkirkan. Kita tahu bahwa pada pasien-pasien depresi seringkali gairah seksualnya menurun. Hal ini tidak termasuk dalam kondisi gangguan gairah seksual yang menurun seperti pada penyakit HSDS. Jika ternyata gangguan depresi ditemukan pada pasien maka sebaiknya dokter fokus pada pengobatan gangguan depresi yang biasanya juga akan membawa perubahan pada gairah seksual yang membaik. Pasien yang mengalami gangguan gairah seksual perlu ditanyakan secara lengkap adanya kelainan fisik yang mampu menyebabkan hal ini terjadi seperti penyakit terminal (kanker) atau adanya gejala menurunnya fungsi kelenjar adrenal pada laki-laki. Obat-obatan yang diminum juga harus diperhatikan. Apakah ada obat-obat yang bisa menurunkan gairah seksual seperti obat antipsikotik. Jangan lupa juga untuk menanyakan bagaimana fungsi seksual kedua pasangan, apakah si laki-laki bisa ereksi dan si wanita bisa lubrikasi. Ingat pada gangguan fungsi seksual, walaupun gairah ada, fungsi ereksi dalam hal ini ereksi penis tidak bisa didapatkan. Satu lagi yang tidak sampai terlewat adalah menilai apakah ada problema dalam rumah tangga. Seringkali hal ini yang memicu terjadinya suatu kondisi gairah seksual menurun. Masalah keluarga antar pasangan yang belum terselesaikan bisa menjadi pemicu yang bisa membuat gairah seksual menurun. Penatalaksanaan Pemeriksaan kadar testosteron adalah salah satu yang perlu dilakukan jika memang tidak terbukti adanya gangguan depresi atau gangguan medis umum yang berpengaruh terhadap gangguan seksual. Testosteron adalah hormon yang terdapat pada pria dan wanita yang merupakan hormon yang bertanggung jawab terhadap gairah seksual. Selain itu terkadang di dalam praktek saya meminta pasien untuk diperiksa kadar prolaktin juga. Pada laki-laki kadar prolaktin yang meninggi juga bisa menyebabkan gairah seksual tidak ada Jangan pernah lupakan perbaikan dari hubungan komunikasi dan saling keterbukaan antar pasangan adalah jalan terbaik dalam membantu masalah ini. Masalah terkait rumah tangga harus diperbaiki dengan konseling dan mungkin psikoterapi. Bicarakan dengan baik hal-hal ini dengan dokter anda secara bersama-sama karena masalah gairah seksual adalah masalah pasangan bukan individu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H