Mohon tunggu...
Nadia Indah
Nadia Indah Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Nadia Indah Permatasari, M.Psi., Psikolog (Praktik Mandiri "Praktik Psikolog Nadia")

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ubah Sudut Pandangmu, Berhenti untuk Menyalahkan Orang Lain dan Keadaan

11 April 2023   09:17 Diperbarui: 12 April 2023   02:01 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyalahkan orang lain (Sumber: Pexels)

Blaming Others (Menyalahkan Orang Lain atau situasi)

By: Nadia Indah.P, M.Psi.,Psikolog

"Menyalahkan orang lain atau situasi sebagai penyebab hal negatif yang terjadi di dalam hidup kita."

Hal tersebut mungkin pernah atau sering kita lakukan baik disadari maupun tidak disadari. Sebenarnya apa yang terjadi saat kita menyalahkan orang lain atau situasi diluar diri kita sebagai penyebab hal negatif yang terjadi dalam hidup kita? Lalu apa dampaknya, terutama secara psikologis jika kita sering melakukan hal tersebut?

Sebelum kita membahas lebih lanjut, mari kita lihat dulu contoh-contoh kasus dimana kita sedang menyalahkan orang lain atau situasi, saat kita sedang mengalami hal negatif.

"Aku gagal dalam tes itu karena soal-soal yang diberikan terlalu sulit. Belajar juga bakalan percuma deh, yakin tetap bakalan gak bisa dan tetap bakalan gagal. Yang bikin soal sengaja banget nih kayaknya mempersulit peserta tes."

"Tau sih, saya itu sering dapat masalah karena prilaku tidak baik saya yang seperti ini. Tau juga ini sebenarnya gak baik, tapi kan saya begini karena orang tua saya prilakunya ya juga seperti ini. Jadinya semacam udah keturunan lah ya. Udah nasib saya, gak ada pilihan lain. Gak bisa diubahlah kan, dari orang tua juga begini ngajarinnya."

"Aku tuh sering telat kuliah karena rumahku jauh dari kampus. Di jalan kan bisa aja ada halangan, jadi wajar kan aku telat. Kalo rumahku dekat kampus, pasti aku gak akan sering telat deh. Jadi gak salahku juga dong, udah begini emang nasibnya kalo punya rumah jauh dari kampus."

"Skripsiku mandeg, gak kelar-kelar. Ini salah dosennya. Banyak maunya, pasti ada aja revisiannya tiap aku bimbingan. Jadi males kan ya. Coba kalau dosennya asik dan gak rewel gitu, pasti aku juga bisa cepat selesai kok."

Di atas tadi adalah beberapa contoh hal negatif yang terjadi dalam kehidupan kita. Dari contoh diatas bisa dilihat bahwa ketika kita memilih untuk menyalahkan orang lain atau situasi atas hal negatif tersebut, maka sama saja dengan kita menyerahkan kekuatan untuk merubah kondisi atau hal yang negatif tadi. 

Kita jadi tidak memiliki kekuatan untuk mengubah hal negatif tadi menjadi lebih positif. Secara psikologis, kita jadi merasa terjebak dan tidak bisa keluar/tidak bisa mengubah hal negatif tersebut.

Jika yang salah adalah orang lain atau situasi, maka hal tersebut adalah hal yang diluar kendali kita. Maka kita akan berpikir atau memiliki mindset bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubah hal negatif tadi. 

Kita jadi merasa tidak memiliki pilihan dan kita menjadi tidak berdaya. Kita hanya bisa merasa tertekan dan meratapi hal negatif yang mengganggu dalam hidup kita tadi.

Tapi saat kita belajar dan menerima bagian yang memang menjadi tanggung jawab kita atas hal negatif yang terjadi dalam hidup kita, maka akan muncul kekuatan dan keberanian untuk melakukan sesuatu.

Kita akan lebih berdaya untuk berusaha mengubah hal negatif tadi, agar menjadi lebih baik/positif dalam hidup kita.

Contoh dimana kita tidak menyalahkan orang lain atau situasi dan justru kita belajar menerima serta berusaha melakukan sesuatu atas hal negatif yang terjadi dalam hidup kita:

"Aku gagal dalam tes itu. Soal-soalnya memang sulit. Berarti aku harus belajar lebih giat lagi agar bisa mengerjakan soal-soal yang sulit tadi. Aku juga harus persiapan mental agar tetap tenang dan tidak panik saat mendapat soal-soal yang sulit di tes tersebut. Dengan persiapan yang lebih baik, semoga bisa mendapatkan hasil yang lebih baik juga."

"Saya berprilaku begini dan sering dapat masalah karenanya. Orang tua saya juga seperti itu. Berarti saya harus berusaha berubah agar prilaku saya menjadi lebih baik dan tidak lagi mendapat masalah yang sama terus menerus. Saya tidak harus meniru hal-hal yang tidak baik dari orangtua saya. Jika saya sudah tahu itu tidak baik, maka saya tidak boleh terus berprilaku seperti itu."

"Jika rumahku jauh dari kampus, berarti aku harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat. Aku perlu tenggang waktu yang lebih untuk antisipasi jika terjadi sesuatu dalam perjalanan, sehingga aku tetap tepat waktu sampai di kampus."

"Tugas dosen adalah membimbing skripsi mahasiswanya, jadi wajar kalau setiap bimbingan akan ada revisinya. Aku tidak boleh menyerah, aku harus belajar dari setiap revisian yang dilakukan, sehingga bisa mengerjakan skripsiku dengan lebih baik lagi selanjutnya."

Dari contoh-contoh diatas, kita bisa melihat bahwa saat kita berhenti menyalahkan lingkungan dan mengambil tanggung jawab atas hal yang memang jadi bagian kita, maka kita akan berdaya. 

Kita akan berusaha melakukan sesuatu dan menata hal yang memang dalam kendali kita. Saat kita berusaha melakukan sesuatu, maka kemungkinan hal negatif untuk berubah menjadi positif atau lebih baik, juga akan selalu ada.

Jadi, mari hentikan kebiasaan menyalahkan orang lain atau situasi dan mulai mengambil tanggung jawab atas hal yang memang menjadi bagian kita. Dengan melakukan ini, kita juga mengambil kembali kekuatan untuk berusaha melakukan sesuatu sesuai kendali kita, yang kemudian memberikan kesempatan untuk mengubah hal negatif tadi menjadi hal yang lebih positif.

"Our life, our responsibility."

Referensi bacaan: 1 2  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun