Mohon tunggu...
PSIK A _ Sheilla Aqillah
PSIK A _ Sheilla Aqillah Mohon Tunggu... Perawat - mahasiswa

hobi jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gangguan Mental

7 Desember 2023   23:23 Diperbarui: 7 Desember 2023   23:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

GANGGUAN MENTAL ATAU JIWA

Kesehatan mental atau jiwa merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan, tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang meremehkan kesehatan mental atau jiwa. Tidak sedikit masyarakat Indonesia masih belum menganggap gangguan kesehatan mental atau jiwa menjadi hal yg serius atau konkret.  

Banyak dari mereka yang beranggapan bahwa gangguan jiwa atau mental sekedar sugesti yang mampu disembuhkan begitu saja. Oleh karena itu banyak gangguan mental atau jiwa yang akhirnya berkembang di era milenial, mirip depresi, gangguan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pascatrauma.

Banyak dari gangguan mental atau jiwa yang menjadi pemicu meningkatnya perkara bunuh diri remaja di Indonesia. Banyak anak usia muda yang melakukan bunuh diri karena dibully disekolah, yang kemudian berujung pada gangguan mental atau jiwa paling umum yaitu depresi.

Menurut data statistik World Health Organization (WHO), kuantitas perkara bunuh diri pada Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 812, belum termasuk masalah unregistered. di tahun 2016, WHO secara resmi menyatakan Indonesia menjadi negara kedelapan menggunakan jumlah kasus bunuh diri terdekat menggunakan 10.000 di negara-negara ASEAN, dengan total 7.355 masalah atau 0,44 % berasal semua kematian. pada tahun 2015, kuantitas perkara bunuh diri di Indonesia semakin meningkat akibat peningkatan tanda-tanda depresi. bisa disimpulkan bahwa sebagian besar perkara bunuh diri disebabkan oleh kurangnya kesehatan mental di individu tersebut, tetapi sayangnya masih banyak orang dengan tanda-tanda depresi serta pikiran buat bunuh diri yang tidak mendapatkan donasi atau solusi atas kekurangan kesehatan mental mereka.

Meningkatnya perkara bunuh diri di Indonesia seringkali disebabkan oleh ketidakmampuan rumah sakit, klinik, puskesmas atau psikiater untuk mendiagnosa orang dengan masalah kesehatan mental secara akurat. Mereka tak jarang menyepelekan orang yang mengatakan mereka berniat bunuh diri. Peningkatan kasus ini juga diperparah dengan stigmatisasi masyarakat terhadap orang-orang dengan masalah kesehatan mental yang dapat membuat mereka takut untuk mencari pertolongan.

Mengetahui kondisi kritis yang dialami banyak orang pada Indonesia saat berjuang melawan gangguan jiwa, sangat jelas membutuhkan perhatian medis yang serius dan profesional

dari pemerintah.

Adapun langkah yang dapat dilakukan untuk membantu individu dalam keadaan psikologis yang tidak nyaman (emotional pain); langkah pertama yang dapat dilakukan adalah bertanya "apakah engkau berpikir untuk mengakhiri hidup?" Perhatikan mereka permanen dalam keadaan yang aman, mengurangi akses di indera dan daerah sebagai risiko bunuh diri, hadir dan mendengarkan serta tahu apa yang mereka nikmati, membantu terhubung dengan orang terdekat atau info layanan kesehatan sesudah situasi krisis atau setelah menjalani sesi konseling.

Bunuh diri dapat dicegah waktu seluruh anggota keluarga serta warga melakukan Tindakan pencegahan seperti mengadakan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental setiap beberapa minggu atau beberapa bulan sekali, memberikan motivasi dan penyuluhan mengenai pencegahan tindakan bunuh diri akibat depresi ataupun mental iilness, tak menganggap remeh gangguan mental atau jiwa, memberikan tindakan penanganan seperti mendapatkan konseling kepada psikolog atau psikiater ter-rekomendasi. mencari kegiatan yang dapat menaikkan kesadaran, mengurangi stigma seputar bunuh diri, dan mempromosikan pendidikan pencegahan bunuh diri, kita bisa mengurangi masalah bunuh diri pada semua global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun