https://instagram.com/dandelionpublisher.id?igshid=YmMyMTA2M2Y=
'Aku dan Buah Hati' sungguh suatu frasa yang menggetarkan sanubari Saya. Ketika membaca tema ini, Saya tertarik dan ingin mencoba mengikuti karya cipta kisah inspiratif ini. Saya sendiri kehilangan kesempatan yang sangat berharga untuk merawat, mendidik dan membesarkan Gadis Kecil Saya, Naomi. Saya percaya bahwa melahirkan seorang bayi perempuan merupakan salah satu lambang kelemah lembutan dari Allah atas kehidupan umatNya. Itulah sebabnya mengapa kaum wanita dan anak-anak sangat di jaga dan dipelihara sebagai makhluk ciptaan yang sangat berharga. Anak perempuan Saya, Naomi dilahirkan pada tanggal 20 September 2006. Waktu itu Saya sudah berusia 37 tahun, dan pada tahun 2022 ini, Naomi akan berusia 16 tahun. Rasanya, waktu begitu cepat berlalu! Saya hanya dapat merawat bayi Naomi, sampai bulan ke-4 usia bayi New Born. Selanjutnya, bayi Naomi diserahkan kepada kerabat terdekat. Kakak sepupu Saya, Mbak Sri Utami, dan suaminya Mas Bungkus Suyatno yang sangat menyukai anak-anak dan begitu ingin merawat dan membesarkan bayi Naomi sebagaimana anaknya sendiri. Waktu itu pasangan Mbak Sri dan Mas Kus telah memiliki sepasang anak-anak lelaki dan perempuan yang sudah duduk di bangku SMA dan kuliah. Itulah sebabnya mereka begitu rindu untuk memiliki seorang bayi lagi yang lucu dan menggemaskan sebagai tumpuan kasih sayang keluarga. Bayi Naomi lahir dengan kondisi tubuh yang sempurna sehat dan sangat bersih sehingga membuat takjub dan disukai oleh dokter dan para bidan yang membantunya dilahirkan.
✾ Waktu Dan Kesempatan Berharga Yang Terhilang ✿✼:*゚:.。..。.:*・゚゚・*
Sejumlah besar manusia penghuni bumi ini mempunyai berbagai energi di dalam menjalankan dinamika kehidupannya. Tuhan memberikan dinamika yang dipercayakan Tuhan berupa berkah dan anugerah kehidupan. Di dunia ini masih ada jutaan manusia yang tidak mengerti tentang artinya kehilangan waktu dan kesempatan yang berharga bagi hidupnya. Sementara itu, kehidupan akan terus berlangsung begitu saja. Pada hakikatnya memang tidak semua manusia memiliki kepekaan dan kesadaran yang universal. Ada banyak orang pernah mengalami situasi yang baik atau situasi yang buruk. Pada saat hari yang baik, maka akan membawa kesempatan yang baik untuk diraih. Sedang hari yang buruk akan merusak, menghancurkan, mencuri dan membinasakan segalanya yang dimiliki. Pengalaman pribadinya menjadikan suatu kedalaman yang memberikan arti, tentang bagaimana seseorang telah menerima dirinya sendiri. Dengan menghargai waktu-waktu yang telah dilalui, dan melihat kesempatan-kesempatan yang berharga dalam hidupnya. Saya merasa cukup, dapat menerima keberadaan diri saya dihadapan Tuhan dan manusia. Sehingga ketika saya menyadari dan mengerti kehendak Tuhan atas hidup Saya, diri Saya mampu untuk mengucapkan syukur atas kebahagiaan dan penderitaan yang telah Saya alami dan telah Saya lalui. Di dalam Segala sesuatu ada waktunya. Saya telah mengenal diri sendiri, sebagaimana Tuhan mengenal dan mengasihi Saya. Tuhan mengijinkan Saya mengalami banyak peristiwa dan kejadian dan akan mengembalikan setiap kesempatan dan waktu berharga yang telah hilang. Tuhan sendiri menyertai dan sedang berjalan bersama-sama dengan saya sampai hari ini. Tetap menjalin tali silaturahmi yang tulus dan ikhlas dapat menuntun hidup kita kembali ke dalam jalur berkah dan rejeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Waktu dan kesempatan berharga yang terhilang tidak bermakna bias. Ada pepatah mengatakan waktu adalah uang. Ada juga pepatah yang mengatakan gunakanlah kesempatan selagi ada, atau mencari kesempatan di dalam kesempitan. Ketika seseorang memiliki mimpi dan cita-cita yang tingginya setinggi langit, akan terus bergerak mengikuti setiap ambisinya mengejar mimpi, dan juga lihai melihat waktu dan kesempatan yang baik untuk menempuh perjuangannya. Tetapi ada juga tipe manusia yang tidak terlalu berambisi untuk meraih tujuannya. Ada orang-orang yang rindu mengalami perubahan hidup. Ketika ada masa-masa anugerah untuk orang-orang yang mempunyai rejeki yang baik, dan nasib yang baik adalah sangat menyakitkan saat kehilangan kesempatan-kesempatan, dan waktu-waktu yang berharga. Begitu juga saat seseorang telah membuat keputusan-keputusan yang salah untuk masa depannya menjalankan tujuan akhirnya di dunia. Misalnya, dalam rancangan-rancangan pernikahan untuk membangun rumah tangga dengan pasangan-pasangan pilihannya. Meski diri Saya telah kehilangan kualitas waktu yang berharga untuk membesarkan dan merawat bayi Saya, tapi Saya percaya masih mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk memperbaikinya. Hal yang paling berharga dalam kehidupan adalah memiliki hikmat kebijakan, juga pengenalan akan Allah yang benar.
✾ Masa Baby Blues ✿✼:*゚:.。..。.:*・゚゚・*
Adalah masa ketika Saya masih memiliki ikatan batin yang lekat dengan bayi Naomi. Saat itu, Saya hanya mendapatkan kesempatan memberikan ASI untuk bayi Naomi selama 48 jam setelah melahirkan. Saat inilah ASI seorang ibu masih menghasilkan cairan Colostrum yang sangat diperlukan untuk pembentukan otak bayi baru lahir yaitu molekul bioaktif. Colostrum ibu ini, berfungsi untuk melawan infeksi, menjaga daya tahan tubuh, dan mendukung perkembangan organ bayi. Menggunakan pompa ASI dan menampungnya dalam botol susu formula. Naomi lahir di RSB Buah Hati Ciputat, melalui operasi Caesar dibantu oleh Specialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. Nandono SpOG. Dibantu para bidan di RSB memompa payudara dan menampung Colostrum. Bayi Naomi mengalami kelahiran prematur, usia kehamilan 8 bulan, masih sempat menyusu Colostrum dalam dua hari pertama kelahirannya. Selanjutnya saya mengalami fase Baby Blues Syndrome. Biasanya ini dialami oleh para ibu yang baru pertama kali mengalami kelahiran bayi. Menurut para ahli, setelah melahirkan berbagai perubahan yang di alami dapat membuat ibu menjadi kaget. Pasalnya, tanggung jawab baru yang harus dipikul seorang ibu bisa membuatnya menjadi sangat terbebani. Tekanan untuk merawat bayi dengan baik, dan menjadi ibu yang bertanggung jawab akan muncul. Pada fase ini, Saya sering mengamati perkembangan gerak gerik bayi Naomi dan emosinya. Bayi Naomi adalah seorang bayi yang sangat mudah dirawat dan tidak rewel. Saya memandikan, menggantikan popok bayi, mencuci baju-baju bayi popok dan kain bedong, memberikan susu formula SGM. Saya mencoba melakukan beberapa test untuk melatih panca inderanya. Saya menggantungkan mainan-mainan berwarna-warni di kereta dorongnya untuk melatih mata dan minatnya pada warna-warna mencolok. Saya juga sering melatih pendengarannya dengan membunyikan berbagai suara di sekitar telinganya. Dimana bayi pasti akan menengok ke arah bunyi-bunyian yang menandakan pendengarannya baik-baik saja. Kembali tentang tanggung jawab baru yang harus dipikul seorang ibu, memang telah membuat Saya menjadi sangat terbebani. Tekanan untuk merawat bayi dengan baik, dan menjadi ibu yang bertanggung jawab senantiasa muncul di dalam pemikiran Saya. Kekuatiran Saya, sampai pada klimaksnya, ketika pada usia 4 bulan bayi Naomi diserahkan kepada Mbak Sri dan Mas Kus tanpa seijin dan sepengetahuan Saya. Sebelumnya Saya tidak pernah membayangkan akan menghadapi kondisi melahirkan bayi pertama Saya di dalam suatu ke-tidak mapanan kehidupan alias kemunduran. Suatu ketika Saya pernah menjawab sebuah survey kualifikasi dan kualitas hidup. Saya bahkan memberi jawaban dalam survey itu, ingin memiliki balita pada usia 40 tahun, agar dapat merawat, membesarkan dan mendidik anak Saya dalam kemapanan rohani dan finansialnya. Saat itu idealisme yang Saya yakini perihal perkembangan zaman dan peradaban yang semakin maju. Hal itu membawa Saya berpengharapan supaya anak Saya kelak harus memiliki suatu martabat dan integritas yaitu Dignity & Integrity. Saya juga masih merasakan, kuatnya doa dan harapan yang lazim dan konvensional atas hidup Saya, dari kedua orang tua Saya almarhum. Untuk masa depan dan keberhasilan Saya. Tanpa adanya unsur-unsur peristiwa tertentu yang membuat tragedi anak-anak Saya, harus terpisahkan, dan diserahkan kepada orang lain untuk dibesarkan. Sebenarnya, sebelum bayi Naomi diserahkan kepada Mbak Sri dan Mas Kus, pernah ada seorang ibu sahabat seiman yang mengunjungi Saya dan bayi Naomi, di kediaman orang tua, dari kakak ipar Saya. Ibu Mamesah adalah seorang sahabat doa dengan karunia bernubuat. Beliau-lah yang satu-satunya pernah melihat bayi Naomi ketika baru dilahirkan, mengatakan "ini adalah anak penghiburan untuk kamu, begitu lucu, sehat, dan menggemaskan," katanya. Apapun yang diucapkannya, Saya sendiri dengan penuh iman, perasaan syukur dan sukacita menyimpan perkataan itu di dalam hati Saya! Sampai hari ini, Saya masih menjadikan favorit, dan menggemari lirik lagu pop era tahun 80-an The Greatest Love of All dinyanyikan oleh penyanyi top legendaris Whitney Houston. Bagi Saya, begitulah cinta Tuhan atas semua umat ciptaanNya. Pendeknya, di masa Baby Blues ini, segala kekuatiran timbul dalam pikiran dan benak Saya mengenai keadaan Saya yang begitu rapuh tanpa dapat merawat sendirian bayi yang Saya lahirkan, dan juga membesarkannya. Sebagai manusia relijius Saya percaya bahwa Tuhan senantiasa memelihara, menjaga, melindungi, membela janda-janda dan anak-anak yatim.
✾ Ruang Tunggu Allah ✿✼:*゚:.。..。.:*・゚゚・*
Mungkin hal ini diluar logika! Ruang tunggu Allah merupakan istilah yang digunakan untuk menunggu jawaban doa dari Tuhan ketika Tuhan belum memberikan jawaban doa dengan tanda yang pasti seperti “Ya!” atau “Tidak!”. Sebagai seorang petobat sejati dan pengikut Kristus yang militansi, Saya mempunyai tiga karunia rohani yaitu karunia membedakan roh, karunia kesembuhan, dan karunia pendoa syafaat. Ketika mengalami pengalaman dan pengurapan rohani, Saya diberikan penglihatan supranatural tentang Kota Kudus Yerusalem Baru, dan pembaptisan audible tentang predikat Saya dengan nama DINA. Dari pengurapan tersebut Saya masuk dalam suatu fase yang disebut Sekolah Roh Kudus dan memiliki tiga karunia urapan yaitu, urapan Daniel, Urapan Joshua, dan Urapan Rasul Paulus. Untuk mendapatkan ketiga pengurapan ini, Saya mendapatkan tiga pembaptisan seperti Baptisan Air, Baptisan Roh Kudus, dan Baptisan Api. Sepanjang masa 9 bulan kehamilan, Saya tinggal di sebuah Panti Rehabilitasi. Sesungguhnya, tempat itu adalah sebuah tempat untuk merehabilitasi para kristiani yang menjadi pencandu narkotika dan psikotropika, sehingga situasi dan suasananya lebih menyerupai sebuah penampungan untuk orang-orang yang mengalami problematika kejiwaan. Pemilik panti adalah sebuah keluarga Kristen yang mempunyai kerinduan dan belas kasihan untuk menampung orang-orang yang kecanduan dan mengalami penurunan mental akibat sakau, mendoakan dan membimbing secara rohani, untuk mendapatkan mujizat kesembuhan dan perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus Juruselamat. Setelah, mendiang Ayah Saya berpulang kembali kepada Penciptanya, Saya sempat menerima sejumlah uang sebesar 10 juta rupiah, dari pembagian hasil keuntungan perusahaan Angkatan Laut yang dikaryakan sebagai usaha swasta. Jenderal Marinir Aminullah, seorang mantan komandan Marinir AL yang adalah teman satu angkatan Bapak, dari Akademi Angkatan Bersenjata AKABRI, menyerahkan uang bagi hasil deviden perusahaan, sebagai warisan kematian Bapak atas nama Saya, sehingga pada akhirnya, digunakan untuk biaya rehabilitasi selama masa kehamilan ini. Untuk melatih masa kehamilan ini, Saya dianjurkan untuk melakukan banyak aktivitas fisik dengan berbagai pekerjaan kegiatan sanitasi kebersihan dan higienis seperti menyapu pel, mencuci pakaian dan termasuk memandikan dan membantu pasien-pasien menggantikan baju-baju setelah dan sebelum mandi. Meskipun Saya tidak benar-benar mengerti, mengapa Saya berada dalam proses pembentukan iman percaya yang signifikan, sesungguhnya Saya percaya bahwa Tuhan menjawab doa-doa kita dengan tiga cara jawaban doa yaitu, YA, TIDAK, dan TUNGGU. Bagian dari janji Tuhan dalam hidup Saya adalah satu kesatuan di mulai dari pemenuhan dan perbaikan kualitas hidup sandang pangan papan. Ketika seorang mentor rohani dan sahabat seiman di kantor telah menuntun dan membawa Saya ke dalam kebangunan iman dan pendalaman rohani sehingga Saya menjadi seorang petobat sejati Saya membuat nazar untuk mengembalikan persepuluhan yang menjadi hak Tuhan sehingga dalam kapasitas dan kemampuan Saya, Saya telah mengalami apa yang disebut Finansial Freedom. Pada masa itu Saya menyadari suatu pembentukan iman yang sangat utama tentang makna padang gurun, jawaban doa, dan Saya berada dalam ruang tunggu Allah sebagai jawaban doa. Perjalanan iman Kristen Saya membawa ke dimensi rohani tentang realitas kewarganegaraan rohani, yang berpengaruh terhadap posisi dan keberadaan Saya saat ini. Kenyataannya adalah saat ini Saya tidak berada pada waktu, tempat, dan situasi yang seharusnya. Di Panti Rehabilitasi Filadelfia, inilah selama masa 9 bulan kehamilan, Saya menyaksikan gambaran utuh tentang bagaimana caranya Saya akan merawat dan membesarkan bayi Saya nantinya. Ironisnya ketika selesai proses melahirkan, dan berbagai urusan administratif dan Surat Lahir-nya. Saya tidak pernah sama sekali kembali ke Panti Rehabilitasi itu sebagai tempat kediaman Saya dan Bayi Naomi. Akhirnya, Saya menyadari bahwa Saya telah dapat keluar dari Ruang Tunggu Allah, dan masuk ke langkah selanjutnya seperti yang tertulis tentang “Kristus yang harus semakin bertambah sedangkan aku harus semakin berkurang, pasti Kristus akan menarik semua orang datang kepada-Nya”. Demikianlah Saya melangkah di dalam kenosis pengosongan diri, tanpa bantahan terhadap posisi Saya dalam masyarakat. Masalah kontroversial, dapat menjadi batu sandungan bagi pekerjaan Roh Kudus. Tanpa membandingkan diri Saya dengan orang-orang yang sukses maupun gagal, Saya tetap melakukan apa yang menjadi bagian Saya dari pekerjaan Tuhan. Meskipun menghadapi kelompok orang-orang yang tidak pernah belajar, Saya mencoba untuk tidak menjadi bosan, dan tiada berhenti berbuat baik.
✾ Konflik Multi Dimensi ✿✼:*゚:.。..。.:*・゚゚・