Jakarta, 23 September 2024 -- Ipsos Education Monitor 2024 baru saja dipublikasikan, dan kali ini membahas lebih dalam tentang lanskap pendidikan global di 30 negara, termasuk analisis perbandingan yang terfokus pada Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Survei ini mengungkapkan berbagai persepsi dan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ini dalam sektor pendidikan mereka.
Berikut beberapa temuan utama yang diidentifikasi secara di Indonesia:
* Optimisme terhadap Kualitas Pendidikan: Sebagian besar masyarakat Indonesia (69%) menilai kualitas sistem pendidikan di negara ini baik, menempatkan Indonesia di peringkat kedua secara global setelah Singapura (74%).
* Persiapan Karir yang Memadai: Mayoritas responden Indonesia (72%) percaya bahwa sistem pendidikan tinggi/universitas di Indonesia mempersiapkan mahasiswa dengan baik untuk karir masa depan.
* Kurikulum Relevan: Sebanyak 74% responden Indonesia setuju bahwa kurikulum sekolah di negara ini secara memadai mempersiapkan siswa untuk karir di masa depan.
* Akses Tidak Merata Menjadi Tantangan: Tantangan terbesar yang diidentifikasi oleh responden Indonesia adalah kesenjangan akses pendidikan (59%), menyoroti perlunya upaya berkelanjutan untuk memastikan pemerataan kesempatan pendidikan.
* Dukungan untuk Pelarangan Media Sosial: Mayoritas responden Indonesia (73%) mendukung pelarangan penggunaan media sosial oleh anak di bawah 14 tahun, baik di dalam maupun di luar sekolah.
* Peran Guru dalam Penggunaan Teknologi: Â Masyarakat Indonesia cenderung berpandangan bahwa guru/sekolah yang memiliki tanggung jawab utama dalam mengajarkan literasi digital dan keamanan online (62%).
Dan berikut adalah beberapa temuan utama yang diidentifikasi secara global:
*Persepsi vs. Realitas: Terdapat kesenjangan antara persepsi publik tentang kualitas sistem pendidikan dan skor PISA (Programme for International Student Assessment) di beberapa negara.
*Peran Teknologi dalam Pendidikan: Ada peningkatan kekhawatiran tentang dampak teknologi, termasuk AI, terhadap masa depan pendidikan, dengan 25% responden global percaya bahwa dampaknya akan lebih negatif daripada positif.
*Kesejahteraan Siswa Menjadi Fokus: Â Survei menunjukkan peningkatan fokus pada kesejahteraan siswa, dengan banyak responden merasa bahwa sekolah perlu memprioritaskan kesehatan mental dan dukungan siswa.
Di Indonesia, masyarakat optimis terhadap kualitas sistem pendidikan, terutama dalam hal kesiapan karir dan relevansi kurikulum. Meskipun demikian, masih ada saja tantangan terkait kesenjangan akses pendidikan. Dan di era digital sekarang ini, mulai ada dukungan publik terhadap pelarangan penggunaan media sosial oleh anak-anak dan peran guru dalam literasi digital. Secara globalpun juga menyoroti adanya kekhawatiran mengenai dampak teknologi terhadap pendidikan, serta pentingnya kesejahteraan siswa juga menjadi fokus utama di berbagai negara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H