Mohon tunggu...
Pryla RochmahWati
Pryla RochmahWati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Bahasa Inggris pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendiikan, IAIN Ponorogo

I'm extremely motivated to constantly develop my skills and grow professionally. I am confident in my ability to come up with interesting ideas for challenging ELT teaching, researching and publishing.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris: Apa dan Bagaimana Seharusnya?

23 November 2021   09:31 Diperbarui: 23 November 2021   09:35 2075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata inovasi membuat kita berasumsi untuk menghasislkan sesuatu yang wow dan menankjubkan. Tetapi Inovasi bagi saya bisa dalam bentuk perubahan kecil yang berdampak positif bagi masyarakat, terutama dalam pembelajaran. Tulisan saya ini adalah sharing salah satu inovasi pembelajaran yang pernah saya lakukan. Semoga artikel ini dapat diadaptasi dan bermanfaat bagi pembaca.

Seiring dengan kemajuan teknologi, inovasi sangat diperlukan terutama dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Inovasi adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menghasilkan karya baru atau berbeda (Waters, 2009).   Inovasi dalam pendidikan mendorong dosen dan siswa untuk menemukan, menyelidiki dan  menerapkan segala aspek untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Inovasi dalam pembelajaran bahasa selama beberapa periode terakhir dapat dalam bentuk pendekatan pedagogik baru, perkembangan teknologi, dan metode penilaian alternatif (Carless, 2012). Keberhasilan inovasi harus diukur dengan sejauh mana siswa mendapat manfaat lebih dari inovasi tersebut (Van den Branden, 2009).

Salah satu orang yang berperan utama dalam menerapkan inovasi adalah dosen. Keberhasilan Pendidikan tergantung pada apa yang dosen lakukan (Hayes, 2012). Pengetahuan yang dimiliki seorang dosen dalam penyelenggaraan pembelajaran ini sangat tergantung pada tingkat pengalaman mereka, yang mengarah pada perbedaan dalam cara dosen memandang dan menafsirkan proses pembelajaran di kelas, diantaranya bagaimana mereka merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi komponen pengajaran, yaitu input (materi), proses (metode pengajaran), dan output (keterampilan dan kompetensi bahasa Inggris). Oleh karena itu, artikelnya menyajikan pengalaman dalam  berinovasi pada mata kuliah "Curriculum and Material Development" dalam kaitannya  dengan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi komponen pembelajaran.

Planning

Management plan adalah mekanisme untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran dan untuk mengembangkan rencana tindakan yang konkret dan komprehensif untuk mencapai tujuan tersebut. Di akhir pertemuan, para siswa mendapatkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar kurikulum dan Silabus, Pengembangan Kurikulum, Komponen Kurikulum, merancang silabus dan rencana pelajaran untuk siswa SMA / SMP dan Pengembangan materi. 

Diharapkan setelah kursus ini, siswa dapat menerapkan apa yang sedang dibahas selama kursus dan merancang silabus, rencana pelajaran, dan materi mereka sendiri dalam merencanakan pengajaran mereka sebagai dosen yang baik dan profesional. Untuk mencapai tujuan, materi harus disiapkan dalam tahap perencanaan.  Smber-belajar, metode pengajaran dan evaluasi untuk mencapai tujuan instruksional harus dipersiapkan dengan cermat (Kemp, 1971).

Materi pembelajaran merupakan komponen pedagogi yang paling signifikan dan dapat diamati (Tomlinson, 2016). Hal ini menentukan kualitas input bahasa dan praktik bahasa selama proses pembelajaran di kelas.   Materi tersebut meliputi: (1) Prinsip Dasar Kurikulum dan Silabus, (2) Komponen Kurikulum (3) Kurikulum dan Silabus dalam Konteks Indonesia, (5) Kurikulum, Silabus dan Rencana Pelajaran untuk SMP/MTs dan SMA/MA (6) Konsep Pengembangan Materi (7) Buku Teks (8) Bahan Evaluasi dan Adaptasi.

Metode pengajaran juga tidak kalah penting untuk hasil yang maksimaldalam proses pembelajaran. Dalam hal ini,  dosen harus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempromosikan transfer pengetahuan dan keterampilan (Chapelle, 2014) serta teknologi untuk memenuhi tujuan pembelajaran abad ke-21. Selain itu, krisis COVID-19 mengharuskan  dosen untuk mengubah cara belajar mengajar terjadi di seluruh dunia (Almanthari et al., 2020). Oleh karena itu,  diperlukan inovasi. Blended learning dianggap sebagai metode pengajaran yang tepat di era pandemi  karena mengintegrasikan  pembelajaran online dan interaksi tatap muka yang disebut blended learning (Eryilmaz, 2015). Siswa dapat mengakses sumber pembelajaran, kelompok diskusi, forum obrolan dan presentasi konten yang berbeda melalui lingkungan belajar virtual sebagai pelengkap interaksi tatap muka di kelas.

Pada akhir proses, pengembangan pengetahuan atau kemampuan baru peserta didik adalah poin yang paling penting dalam seluruh proses belajar-mengajar. Dosen perlu memahami pentingnya perencanaan evaluasi, yang harus dilakukan pada baik pada proses dan hasil akhir pembelajaran.

Implementing

Mata kuliah ini  diberikan dalam 16 pertemuan. 14 pertemuan yang diatur secara daring dan luring  untuk proses pembelajaran dan 2 pertemuan untuk mengevaluasi, dalam hal inipertemuanke-8 adalah untuk tes pertengahan dan pertemuanke-16 adalah untuk tes akhir.   Materi pembelajaran akan dibahas dalam 14 pertemuan. Materi dipilih berdasarkan tujuan kursus serta yang terbaik memenuhi kebutuhan siswa. Untuk menguasai prinsip kurikulum dan silabus serta komponen kurikulum. Dosen menyediakan bahan bacaan yang memenuhi kriteria keterbacaan, kesesuaian, dan eksploitabilitas (Nuttall, 1996).

Dosen menggunakan menerapkan blended learning.  Platform pembelajaran virtual yang diterapkan adalah Google Classroom sebagai sistem manajemen pembelajaran yang diluncurkan pada tahun 2014 (Azhar &Iqbal, 2018)  sebagai media untuk diskusi online serta berbagi materi dan tugas. Pelaksanaan blended  learning  dapat dilaksanakan sebagai berikut:

  1. Menjelaskan Garis Besar Kursus serta perumusan hasil pembelajaran yang diharapkan dari mata kuliah
  2. Menstimulus siswa untuk mengeksplorasi tantangan unik yang berkaitan dengan topik kursus.
  3. Membagi kelas menjadi kelompok berdasarkan topik yang dinyatakan dalam garis besar untuk menantang mereka melalui kegiatan kolaboratif di mana siswa mendorong, mengenali berbagai perspektif tentang suatu masalah.
  4. Menugaskan siswa dengan kelompok untuk membaca referensi yang telah diunggah di Google Classroom, serta mencari materi tambahan di perpustakaan dan internet untuk menyelesaikan tugas.
  5. Mendiskusikan hasil membaca dengan kelompok untuk penyelesaian setiap tugas.
  6. Mengunggah tugas  di Google Classroom agar terbaca oleh siswa lain
  7. Berdiskusi di depan kelas dan berdiskusi online di Google Classroom Feed berdasarkan pertanyaan dosen serta umpan balik dari teman yang lain

Evaluating 

Evaluasi adalah proses yang melibatkan pengumpulan dan analisis informasi tentang kegiatan, karakteristik, dan hasil program. Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk membuat penilaian tentang program yang berkaitan dengan  efektivitasnya    (Patton, 1987). Ini menyiratkan bahwa evaluasi diperlukan untuk menentukan seberapa baik memenuhi tujuannya. Kemudian,  dapat berkontribusi untuk memahami dan meningkatkan praktik dan program pengajaran bahasa (Norris, 2009).

Penilaian kelas penting untuk dilaksanakan karena ini adalah proses mendokumentasikan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keyakinan untuk memperbaiki program dan meningkatkan pembelajaran siswa  (Brown &Abeywickrama, 2010). Siswa    dinilai berdasarkan On-Going dan Penilaian Tugas. On-Going Assessment atau  Penilaian berbasis kinerja berorientasi proses mengevaluasi kinerja tugas yang sebenarnya. Ini  termasuk partisipasi mahasiswa selama diskusi dengan memenuhi rubrik tertentu. Selain itu,  penilaian berorientasi tugas menyangkut hasil atau kinerja peserta didik. Hal ini dalam bentuk tes tertulis (pertengahan  tes akhir) terkait dengan konsep Kurikulum.

Jika materi dipersiapkan dengan baik, dan  metode telah dipilih  tepat, hal tersebuat akan mendukung keberhasilan  penguasaan materi . Itulah sebenarnya letak inovasi yang harus dosen lakukan!

Referensi

Almanthari, A., Maulina, S., & Bruce, S. (2020). Secondary School Mathematics Teachers' Views on E-learning Implementation Barriers during the COVID-19 Pandemic: The Case of Indonesia. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 16(7), em1860.

Azhar, K. A., & Iqbal, N. (2018). Effectiveness of Google classroom: Teachers' perceptions. Prizren Social Science Journal, 2(2), 52--66.

Brown, H. D., & Abeywickrama, P. (2010). Language assessment: Principles and classroom practices (Vol. 10). Pearson Education White Plains, NY.

Carless, D. (2012). Innovation in language teaching and learning. The Encyclopedia of Applied Linguistics.

Chapelle, C. A. (2014). English Language Learning and Technology. John Benjamins Publishing Company. https://doi.org/10.1177/136216880601000209

Eryilmaz, M. (2015). The effectiveness of blended learning environments. Contemporary Issues in Education Research (CIER), 8(4), 251--256.

Hayes, D. (2012). Planning for success: Culture, engagement and power in English language education innovation. Managing Change in English Language Teaching: Lessons from Experience, 47--60.

Kemp, J. E. (1971). Instructional Design; A Plan for Unit and Course Development.

Norris, J. M. (2009). Understanding and improving language education through program evaluation: Introduction to the special issue. SAGE Publications Sage UK: London, England.

Nuttall, C. (1996). Teaching reading skills in a foreign language. ERIC.

Patton, M. Q. (1987). How to use qualitative methods in evaluation (Issue 4). Sage.

Tomlinson, B. (2016). The importance of materials development for language learning. In Issues in materials development (pp. 1--9). Brill Sense.

Van den Branden, K. (2009). 35 Diffusion and Implementation of Innovations. The Handbook of Language Teaching, 659.

Waters, A. (2009). Managing innovation in English language education, state of the art review. Language Teaching, 42(4), 421--458.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun