Salam, Kompasianers!
Pembahasan kali ini masih bersangkutan dengan konsep multimedia yang sudah dibahas pada artikel Menarik Perhatian Pembaca dengan Konten Multimedia. Bagi Anda yang belum membacanya, sila mampir dulu, ya.
Kita telah mengetahui bahwa konsep multimedia ditemukan karena adanya perkembangan teknologi. Dengan pemahaman tersebut, dapat diartikan pula bahwa media akan terus mengalami perkembangan seiring dengan adanya penemuan teknologi terbaru. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Mindy McAdams dalam artikel berjudul (Re)defining multimedia journalism.
Namun, perkembangan menandakan adanya perubahan yang harus dilakukan. Jurnalis, dalam kasus ini, menjadi salah satu pihak yang didorong untuk beradaptasi. Lantas apakah sebenarnya dampak perkembangan media baru terhadap profesi sebagai jurnalis?
Untuk mengetahuinya, kita harus terlebih dulu mengetahui proses produksi dari media konvensional.
Media Konvensional
Dalam definisi sederhana, media konvensional adalah media yang dapat dilihat secara fisik oleh audiensnya. Media konvensional juga dikenal dengan sebutan media massa karena disebarkan kepada khalayak dengan jangkauan yang luas.
Dua jenis media konvensional adalah media cetak seperti koran dan majalah, dan media elektronik seperti televisi dan radio.
Produksi Media Cetak
Proses memproduksi sebuah produk media cetak terbagi menjadi tiga tahap:
- Pra Produksi