Sejak film dimulai hingga selesai, film yang menceritakan road-trip dari Jakarta ke Banyuwangi ini banyak menyelipkan bahasa daerah. Tidak hanya menggunakan bahasa daerah tempat Sam berasal yaitu Rote, namun juga bahasa daerah lain seperti bahasa Jawa.
Sementara itu, Happy cenderung menggunakan bahasa Inggris sepanjang film meskipun lawan bicaranya menggunakan bahasa Indonesia.
Sikap Happy mengingatkan saya pada realitas yang dihadapi oleh Indonesia sekarang. Entah bagaimana, rasanya semakin hari kecintaan masyarakat terhadap bangsa Indonesia semakin berkurang.
Hal ini berkaitan dengan konsep nasionalisme yang oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan sebagai paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Berkurangnya nasionalisme masyarakat bisa jadi berkaitan dengan adanya globalisasi serta digitalisasi di seluruh dunia. Dunia barat sebagai 'kiblat' tren dunia pun dijadikan patokan gaya hidup.
Namun, tidak semua masyarakat terpengaruh oleh adanya hal ini. Seperti yang diperlihatkan pada film, Happy menjadi satu-satunya yang kerap menggunakan bahasa Inggris.
Berdasarkan film, saya dapat mengasumsikan perilaku Happy terbentuk karena lingkungan sosialnya di Jakarta pun melakukan hal yang sama. Berbeda dengan Sam yang sekelilingnya penuh dengan nilai budaya Indonesia.
Terdapat sebuah pelajaran berharga mengenai nasionalisme yang saya tangkap dari film Kulari ke Pantai. Pada adegan dimana Happy berbicara bahasa Inggris, Happy mendapat nasihat yang cukup menohok.
Bisa bahasa Inggris itu penting. Tapi kalau sesama kita juga pakai bahasa Inggris, kita bisa-bisa lupa bahasa sendiri.
Poin terakhir yang disampaikan oleh sutradara Riri Reza pada film ini adalah bahwa masyarakat Indonesia harus bersyukur tinggal di Indonesia. Tanah Air kita adalah surga dunia dengan berbagai macam keindahan alam yang ada. Sinematografi yang apik pada film berhasil memvisualisasikan keindahan Indonesia mulai dari Cirebon, Temanggung, Pacitan, Blitar, Bromo, Banyuwangi, dan Rote.
Ada sebuah teori dari James Cateridge yang tengah saya pelajari di perkuliahan melalui buku berjudul Film Studies For Dummies (2015).
The concept of national cinema presumes that films made within a particular country have something to say about the national identity of their characters.
Sebelum saya mengulik film Kulari ke Pantai, sungguh teori tersebut belum saya pahami seutuhnya. Namun kini menjadi jelas bahwa pernyataan Cateridge mengenai setiap film akan memiliki unsur identitas nasional pada tokoh-tokohya, memang benar adanya.