Sebagian besar alasan beberapa orang menunda untuk menampilkan dan memperkenalkan dirinya kepada dunia adalah karena takut dianggap pencitraan saja. Harus kamu sadari, istilah pencitraan itu keluar ketika kamu tidak melakukan tiga hal ini dengan balance. Apa sih tiga hal itu? Mari kita bahas.
1. Perkataan
Contohnya, kamu adalah seseorang yang ahli atau seseorang yang tertarik di bidang pendidikan. Maka sampaikan, perkenalkan kepada dunia tentang hal edukasi apa yang bisa kamu bagikan ke banyak orang. Beri tahu, pengalaman jenis pendidikan apa saja yang sudah pernah kamu ikuti, ataupun prestasi apa yang sudah pernah kamu raih di bidang pendidikan.
2. Perbuatan
Contohnya, ketika kamu bisa meng-klaim dan berbicara bahwa kamu ahli dan tertarik di bidang pendidikan, maka perbuatan mu di kehidupan nyata juga harus menggambarkan seseorang yang bijak, tegas, berwibawa, dan masih banyak lagi.Â
Namun ingat ya, beberapa karakteristik yang baru saja saya sebutkan, bukan berarti membuat mu terkesan kaku. Tapi tempatkan lah perilaku itu sesuai porsinya. Seperti menjadi bijak saat menghadapi hal susah, tegas membuat keputusan, berwibawa sebagai orang yang dicontoh. Jadi tentu masih bisa dan sangat boleh bercanda, ketawa-ketawa pas kumpul bareng teman atau keluarga. Dengan catatan, sesuai pada tempat (keadaan)nya.
3. Penampilan
Memang benar ya, ketika berbagi suatu hal ke sosial media, mungkin kamu merasa, "ini masih dalam jangkauan untuk saling belajar kok." Iya, tetapi setidaknya berusahalah menunjukkan yang terbaik. Jadi ga akan dianggap, "omdo." Ketika kamu sudah memiliki tekad yang kuat, jika kamu merasa ada yang kurang, maka peringatan itu tidak akan muncul dari mulut orang terdahulu, tapi pasti yang menjadi pengingat pertama adalah dirimu sendiri.
Jika perkataan mu sesuai dengan perbuatan dan penampilan, maka tidak akan ada istilah "pencitraan" untuk mu. Sudah sesuai atau belum kah tiga hal ini ketika kamu sedang membangun personal branding, adalah diri mu sendiri.Â
Sudah terpenuhi atau belum tiga P ini, yang tahu hanyalah dirimu. Kamu pasti merasa dong, sudah maksimal atau belum. Kalau sudah, baru lah coba obrolkan dengan orang terdekat, kemudian minta feedback. Selebihnya, jika kamu tetap mendapat komentar buruk, maka abaikan. Semangat terus ya, pasti sukses kok!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H