Seekor anak ikan yang tengah asyik berenang bersama teman-temannya lupa akan pesan ibunya agar segera pulang sebelum matahari terbenam. Suasana yang semakin gelap, menimbulkan kekhawatiran dalam hati sang ibu ikan.Â
Beberapa kali ia coba mengalihkan perhatiannya sebagai upaya untuk menenangkan diri. Namun, sebagai seorang ibu, rasa khawatirnya tidak bisa ditenangkan karena  anak satu-satunya tidak kunjung pulang.
Suasana semakin gelap dan pekat.Â
Prasangka buruk mulai memenuhi pikiran san ibu ikan. Rasa takut apabila anaknya menjadi santapan buaya terus membayangi dirinya. Ia pun semakin tergesa-gesa berenang dengan harapan agar segera bertemu anaknya yang berpamitan untuk main-main sejak siang. Pikiran sang ibu ikan hanya terfokus pada anaknya.Â
Sehingga, ia lupa bahwa jalan yang dilewatinya adalah sumber bahaya baginya. Iya, jalan yang dilewati oleh ibu ikan adalah tempat buaya biasa menikmati mangsanya.Â
Namun, beruntungnya sang ibu ikan berhasil melewati area bahaya tersebut dengan selamat. Dari kejauhan, ibu ikan mendengar suara anaknya dan teman-temannya. Ibu ikan sangat menghafal suara ketawa anaknya. Tanpa ragu, ibu ikanpun segera mencari tau sumber suara itu.
Keputusan ibu ikan untuk mencari sumber suara ketawa itu tepat. Iya, ibu ikan berhasil menemukan tempat bermain anaknya, di tepi danau.Â
Kala itu, ibu ikan benar-benar kaget. Karena belum sempat ia menghampiri anaknya, dari kejauhan terlihat sang buaya tengah berusaha mendekati anaknya dan teman-temannya. Lalu, ibu ikan berteriak "Selamatkan diri kalian, ada buaya!" ikan dan teman-temannya pun langsung terpencar.
Sesampai di rumah, ikan meminta maaf pada ibunya. "Apa ibu Marah kepadaku?" tanya sang ikan dengan penuh rasa penyesalan. "Tidak nak. Ibu hanya khawatir." Jawab sang ibu Ikan.Â
Lalu, sang ikan meminta maaf kepada ibunya " Maaf ya bu dan Terimakasih karena selalu menyayangiku dengan tulus. Kalo tidak ada ibu, mungkin saat ini dagingku telah menjadi makan malamnya buaya." "Iya nak.Â