Mohon tunggu...
Anis
Anis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

😊

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Self Awareness dan Social Distancing

24 Maret 2020   21:09 Diperbarui: 25 Maret 2020   07:54 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut pembaca, sejauh manakah pentingnya kesadaran diri dalam kehidupan sehari-hari atau yang kita kenal dengan self awarenes ? 

terlebih, dalam situasi yang kini tengah kita hadapi. Sehingga, mengharuskan kita untuk melakukan isolasi diri secara pribadi.

Seperti yang kita ketahui, sebagaimana yang dimuat dalam liputan6 bahwa sejak 15 Maret 2020, Presiden Jokowidodo telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat Indonesia agar bekerja dan belajar di rumah. 

Bahkan, beliau juga mengharuskan para menteri melakukan tes kesehatan.
Itu artinya, himbauan tersebut menandakan bahwa situasi yang tengah kita hadapi tidak bisa lagi dianggap remeh. Namun, tidak sedikit juga masyarakat yang masih bekerja atau melakukan kegiatan di luar rumah. 

Padahal, berita tentang meningkatnya jumlah korban yang meninggal karena menglami positif terkena corona virus tak pernah absen dari kolom berita di koran, siaran di televisi, dan beranda media sosial.

Bahkan, tidak sedikit juga yang melakukan kampanye agar kita mematuhi gerakan social distancing yang diharapkan bisa berjalan selama dua minggu, sebagai usaha untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Mulai dari kalangan Ustadz seperti Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aagym, komedian, hingga para netizen di media sosial, ikut turun tangan. Adapun cara yang mereka gunakan beragam. 

Ada yang terjun langsung ke masyrakat dengan  memberikan sosialisasi atau edukasi. Ada yang melalui vlog komedi yang berisikan konten social distancing. Dan tidak sedikit yang mengajak melalui tulisan. Mulai dari yang menggunakan kalimat yang sopan hingga kata-kata  cacimaki.

Tindakan-tindakan sederhana yang mereka lakukan tersebut, merupakan salah satu bentuk dari self awareness. 

Bagi kita yang masih bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan dari rumah, gerakan social distancing merupakan ikhtiar dzohir terbaik yang bisa kita lakukan. 

Sebagai salah satu bentuk partisipasi, untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah korban yang semakin hari semakin tak terkendali.

Sehingga, saat ini banyak kita dapati masyarakat yang merasa iba kepada para tenaga medis yang mewakafkan diri untuk memberi tetap memberi layanan kesehatan. 

Karena, bagaimana tidak ? Mereka rela menahan haus dan memilih untuk tidak minum selama berjam-jam karena enggan melepas alat pelindung diri yang mereka gunakan. 

Sebab, bila mereka melepasnya, alat pelindung diri tersebut tidak bisa lagi dikenakan. Sedangkan, kita tahu bahwa tim medis sangat membutuhkannya, sementara stok yang tersedia sangat terbatas. 

Bukan hanya diri mereka yang dikorbankan, bahkan juga keluarga mereka tinggalkan.

Jadi, tidak heran bila ada yang mengajak untuk melakukan gerakan social distancing dengan mengedepankan emosi. 

Karena, dalam situasi yang dipenuhi oleh ketegangan ini, ada juga orang-orang yang dengan tenangnya mendatangi tempat-tempat hiburan. Tanpa memikirkan  upaya para tim medis, petugas satgas, dan orang-orang yang ingin bisa melakukan social  distancing namun harus melanggar karena terdesak oleh kebutuhan. Ini menunjukkan, bahwa self awareness memiliki peran penting dalam membantu seseorang memilih tindakan yang harus ia lakukan.

Karena, self awareness merupakan pemahan pemahan terhadap situasi yang tengah ia hadapi, pemahaman terhadap emosi yang tengah ia rasakan, dan kesadaran dalam memilih tindakan yang harus ia lakukan agar berdampak baik terhadap dirinya sendiri dan juga orang lain.

Disamping itu, kita juga tidak bisa memungkiri bahwa terdapat banyak masyarakat yang tidak bisa tenang bila berada di rumah saja. Terlebih untuk mengikuti himbauan agar melakukan segala aktivitas di rumah selama empat belas hari.

"empat belas hari bukanlah waktu yang lama" dan "keselamatan jauh lebih penting dari perekonomian." pernyataan seperti itu, seringkali dilontarkan oleh orang-orang yang menginginkan social distancing dilakukan oleh semua masyarakat tanpa terkecuali.

Namun, apa kabar dengan mereka yang penghasilannya dalam sehari hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya hari itu saja. Bahkan belum bisa terpenuhi? Itu artinya, mereka tidak bisa menyediakan stok makanan seperti yang kita sarankan.

Jadi, kita tidak bisa memaksa untuk menghentikan langkah mereka. Karena bila ditanya, mereka khawatir atau tidak, tentu mereka juga khawatir. Dan bila ditanya, mereka ingin wabah ini segera berakhir atau tidak, tentu jawaban mereka sangat ingin.

Oleh karena itu, bagi kita yang tidak memiliki halangan, untuk mengikuti himbauan pemerintah agar membatasi diri beraktivitas di luar rumah, partisipasi kita sangat diharapkan. 

 Dalam hal ini, self awarnes mesti kita tingkatkan. Karena, tanpa adanya Self awarness, kita takkan pernah mau berusaha mencari tau dan memikirkan bahayanya dampak apabila kita mengikuti ego untuk melanggar.  Lalu, tidak ada rasa khawatir bila diri kita dan  keluarga menjadi korban virus yang mematikan ini. Maka, itulah yang membuat kita takkan sanggup menahan diri untuk diam di rumah.

Beda halnya, apabila kita memiliki self awarnes yang baik. Tentu, kita memikirkan aktivitas apasaja yang bisa kita lakukan untuk mengusir rasa bosan selama di rumah. Baik dengan cara terus mengasah potensi yang kita miliki atau mengisi waktu dengan melakukan hal-hal yang kita sukai. Seperti memasak, menulis, atau melakukakan hal-hal kreatif lainnya. 

Upaya tersebut kita lakukan, agar bisa bertahan sampai waktu yang telah ditentukan. Sebagai bentuk dari rasa prihatin dan wujud dari keinginan untuk menjaga keselamatan bersama.

Karena pada hakikatnya, menurut Kiergard, semakin tinggi kesadaran seseorang maka semakin utuh diri seseorang. Dengan kesadaran diri, seseorang bisa menjadi paham atas tanggung jawabnya dalam memilih tindakan yang harus dia lakukan sesuai dengan kondisi yang tengah ia hadapi.

Adapun bagi mereka yang harus terpaksa beraktivitas di luar rumah, tentu membuthkan perhatian lebih. Agar mereka tetap bisa menjaga keselamatan dan tidak mengabaikannya. 

Edukasi yang intensif tentang cara-cara yang harus dilakukan ketika berada dalam kerumunan, sangat mereka butuhkan. Selain itu, sarana pelindung seperti handsanitizer, masker dan kebutuhan lain yang diperlukan untuk membantu mereka menjaga sistem kekebalan tubuh . Terutama, pedagang di pasar, para buruh bangunan, petani, nelayan dan pekerja di luar lainnya. 

Setidaknya, perhatian tersebut dapat medorong kesadaran diri atau selfawarnes mereka yang belum  memahami situasi yang mereka hadapi.

Jadi, setiap kita memiliki alasan tersendiri dalam memilih tindakan yang kita kita lakukan.

Agar kita bisa menahan diri  untuk tidak menyalahkan pilihan orang lain, diperlukan adanya kesadaran diri atau self awarness yang baik. Sehingga, kita bisa mengetahui tanggung jawab masing-masing dan bisa melaksanakannya dengan baik tanpa membuat orang lain merasa terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun