Mohon tunggu...
PRUDENCE KHURRIN MILLAMAZIA
PRUDENCE KHURRIN MILLAMAZIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Ekonomi Kabupaten Lumajang dalam Tiga Aspek Utama, Skala Ekonomi, Keunggulan Komparatif, dan Amenitas

30 Oktober 2024   23:50 Diperbarui: 30 Oktober 2024   23:51 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Lumajang, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, merupakan wilayah dengan potensi ekonomi yang signifikan, terutama dalam sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Masyarakat Lumajang sebagian besar bekerja sebagai petani dan pekebun, dengan pertanian dan agroindustri sebagai tulang punggung ekonomi daerah. Artikel ini akan mengulas tiga aspek utama yang memengaruhi perkembangan ekonomi Lumajang: Skala Ekonomi, Keunggulan Komparatif, dan Amenitas.

1. Skala Ekonomi

Skala ekonomi merujuk pada kemampuan suatu wilayah atau perusahaan dalam memaksimalkan produksi dengan biaya yang seminimal mungkin. Di Lumajang, sektor utama yang menopang skala ekonomi adalah pertanian dan agroindustri. Komoditas unggulan seperti pisang, padi, kopi, dan jagung mendominasi hasil pertanian. Pisang Mas Kirana merupakan salah satu produk utama yang dikembangkan di Lumajang, tidak hanya dipasarkan dalam bentuk segar tetapi juga diolah menjadi produk turunan, seperti keripik pisang, yang telah menjadi sumber ekonomi penting bagi masyarakat.

Di samping pertanian, sektor pariwisata juga memberikan kontribusi pada skala ekonomi Lumajang. Destinasi wisata alam, seperti Air Terjun Tumpak Sewu dan Gunung Semeru, menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, yang mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar lokasi wisata dengan adanya akomodasi, restoran, dan bisnis mikro lainnya. Namun, kendala yang dihadapi dalam sektor ini adalah keterbatasan infrastruktur dan aksesibilitas, terutama bagi para pengunjung dari luar daerah. Selain itu, industri kecil menengah (IKM) di Lumajang masih berfokus pada skala ekonomi kecil-menengah karena keterbatasan akses pasar dan fasilitas infrastruktur.

 2. Keunggulan Komparatif

Keunggulan komparatif Lumajang mencakup komoditas pertanian serta destinasi wisata yang khas. Salah satu keunggulan utama Lumajang adalah Pisang Mas Kirana, yang memiliki kualitas tinggi dan dikenal hingga pasar internasional. Komoditas ini telah memberikan keunggulan kompetitif bagi Lumajang dibandingkan daerah lain dan menjadi salah satu sumber devisa daerah.

Selain produk pertanian, Lumajang memiliki daya tarik wisata yang unik. Destinasi Air Terjun Tumpak Sewu di Kecamatan Pronojiwo terkenal dengan keindahan geografisnya yang menyerupai tirai air, menjadikannya ikon pariwisata Lumajang yang banyak dikunjungi wisatawan. Keunikan lainnya adalah destinasi wisata B29 di Kecamatan Sukapura, yang sering dijuluki "kota di atas awan" karena pemandangannya yang menakjubkan. Lokasi-lokasi ini memberikan daya tarik yang kuat dan menjadi bagian dari keunggulan komparatif Lumajang di sektor pariwisata Jawa Timur.

3. Amenitas

Amenitas, atau fasilitas pendukung publik, memainkan peran penting dalam mendukung kegiatan ekonomi dan pariwisata Lumajang. Dalam hal fasilitas umum, Lumajang memiliki layanan pendidikan dan kesehatan dasar yang cukup memadai di area perkotaan. Namun, aksesibilitas layanan ini masih menjadi tantangan bagi masyarakat di daerah pedalaman, terutama dalam hal fasilitas kesehatan dan pendidikan.

Fasilitas akomodasi di sekitar tempat-tempat wisata juga berkembang, meskipun belum sebanyak di kota-kota besar seperti Malang atau Banyuwangi. Homestay dan penginapan sederhana tersedia di sekitar Ranu Kumbolo dan Gunung Semeru untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Lumajang.

Keterbatasan infrastruktur transportasi masih menjadi tantangan bagi Lumajang. Jalan dan sarana transportasi sudah diperbaiki, namun akses dari kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang masih memerlukan peningkatan agar mobilitas wisatawan dan distribusi produk lokal dapat lebih lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun