Misalnya dalam menjaga stabilitas politik dan iklim kondusif bagi investasi atau kegiatan ekonomi nasional yang memang penting dan perlu menjadi prioritas.
Terlebih bagi negara yang sedang membangun dan perekonomiannya tumbuh membaik.
Namun demikian, pembubaran suatu organisasi hanya efektif secara administratif.
Gagasan-gagasan--yang substansinya merupakan akar pertentangan-- akan terus hidup.
Pembubaran tidak serta merta membubarkan dan membatalkan ide, gagasan maupun cita-cita perseorangan atau kelompok masyarakat.
Sementara, esensi dari pembubaran secara administratif hanya menghapus struktur organisasi saja.
Ide-ide tadi bisa saja muncul dalam format lain, dalam sifatnya yang lain. Tidak ada yang bisa memenjarakan ide yang ada didalam pikiran manusia.
Sebaliknya, pemerintah akan lebih bijak jika bersamaan, misalnya, dengan masifnya ide-ide radikalisme, secara aktif bersama media-media juga memasifkan edukasi kebangsaan untuk masyarakat.
Misalnya, mengenalkan secara luas mengapa konstituante tahun 1955 dibubarkan oleh Presiden Soekarno atau dibalik peristiwa perubahan sila pertama Piagam Jakarta.
Jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Kemudian juga bisa ditempuh melalui penyadaran identitas keberagaman suku, budaya, agama dan ras sebagai suatu kondisi empiris.
Jika masyarakat telah mengenal dirinya, ide-ide superioritas berbasis kelompok, suku atau agama akan menjadi tidak relevan karena memang bukan sesuatu yang baik bagi keragaman dan kesatuan nasional.