Jangan engkau berkata tidak
Berkata ya, juga engkau jangan
Satu, dua dan tiga kau tertawa
Ada cermin perak di kakimu
Telingaku sakit sebelah
Berdenyut empat kali
Mataku sepat merindu bayang
Engkau yang ada disini
Saya, engkau, jangan lari!
Saya, engkau jangan sembunyi!
Mencari, mengitari, menghindari
Memaki, mendiam dan membumi*
Kepala
Kepalaku sakit sejak malam
Perutku panas dikepung lapar
Burung-burung berisik mencicit
Bak pulsa listrik yang habis pakai
Pusing, kecewa dan sedih
Penyesalan pun silih berganti
Andaikan waktu itu.. kalau saja aku..
Bebas makna, hidup dekonstruksi
Gatal, gatal, rambutku gatal!
Pening, pusing, hebatnya tujuh keliling.
Kemarin, kini atau esok sama saja
Mengulangi berulang-ulang
Benci, benci benci!
Aroma pagi seperti canda
Siang begitu fana
Dini hari begitu nyata
Bangsat! Hidupku tak kunjung jelas
Meneguk gelisah tiada habisnya
Meringkuk dalam penjara kebebasan
Nisbi alami, oh semesta..
Kenapa pula aku harus pusing?
Kenapa juga beta harus pening?
Kenapa juga mesti berpikir?
O tuan, resiko punya kepala!*
Luka