Mohon tunggu...
Satria Imam Syuhada
Satria Imam Syuhada Mohon Tunggu... -

KRITIS, ARTIKEL DIBLOKIR? BUAT LAGI ! AYO MAJU BISMILLAH

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indera Pak Anies Baswedan Kurang Peka

9 Januari 2016   06:17 Diperbarui: 9 Januari 2016   08:34 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali lagi jadi sorotan publik, saat potensi muda Indonesia terkenal lewat media asing atau dana asing ataupun latepost oleh kita sendiri. Yang memilukan adalah, kenapa mereka yang berpotensi ini tertutup, jelas, karena tak adanya wadah, dalam mekanismenya sendiri, pendanaan atau beasiswa ataupun perhatian pendidikan adalah berfokus pada sang akademisi instant review, seperti penyabet rank teratas atau pun tes seleksi yang lumayan ketat.

Lalu bagaimana bagi anak berpotensi? Bukan anak berakademisi praktis, harusnya ada pewadahan yang menjanjikan. Saya pernah melihat adanya BP3K, namun apa itu efektif? Kalaupun dilihat persebarannya mestinya otonom dan sosialisasi harus digalak liar, berperan jugalah di medsos karena anak anak ini menjadikan medsos sebagai wadah, hanya saran kecil dari saya.

Melihat kajian kasus, mari lihat
Arfian Fuadi (28) dan Arie Kurniawan (23), kakak beradik asal Salatiga, menyabet juara pertama dalam "3D Printing Challenge" yang diadakan General Electric (GE) tahun ini. Tidak cuma itu, dalam kompetisi tersebut, karya Arfian dan Arie berhasil mengalahkan karya insinyur lulusan universitas terkemuka dunia. 

Arfian dan Arie berhasil mendesain jet engine bracket  yaitu salah satu komponen untuk mengangkat mesin pesawat terbang yang paling ringan dari komponen serupa yang pernah dibuat di dunia. Bahkan, mereka berhasil mengalahkan peserta dengan gelar Ph.D dari Swedia yang menyabet peringkat kedua dan insinyur lulusan University of Oxford yang meraih juara ketiga,

Sebelum berkecimpung di dunia desain engineering mereka adalah pedagang susu dan tukang tambal ban.

Kehidupan ekonomi keluarga yang tidak mencukupi membuat mereka harus bekerja apa saja untuk mendapatkan penghasilan.

Kami butuh orang yang mau peduli, bukan orang yang berakademisi untuk menyeleksi kualitas anak bangsa. Saya juga memberi semangat bagi Pak Anies yang tengah bergebrak hal keren pendidikan seperti: Pemerintah tidak akan menghapus Ujian Nasional. Namun, hasil Ujian Nasional tidak jadi tolok ukur kelulusan. Ujian Nasional 2015 hanya dijadikan pemetaan pemerataan kualitas pendidikan nasional

Namun tolong tingkatkan kepedulian intense bapak pada bangsa ini, Salam Jaya selalu!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun