Atensi adalah sumber daya yang langka
Kehilangan atensi sangat berbahaya karena atensi adalah suatu sumberdaya psikologis yang sangat mahal. Atensi membantu seseorang untuk fokus pada sesuatu yang penting untuk dirinya. Kehilangan fokus berarti kehilangan kemampuan untuk mendedikasikan potensi diri kita (pikiran, tenaga, waktu) pada suatu hal yang penting.
Kita harus menyediakan energi yang banyak untuk menghadirkan atensi. Dalam bahasa Inggris digunakan frasa "pay attention" menggambarkan betapa langka dan sulitnya untuk fokus sehingga kita sendiri sebagai pemilik harus "membayar" untuk berfokus.
Didapati bahwa dampak media sosial dan gawai pada attention span sangat besar. Attention span menurun 25% menjadi 8,25 detik dibanding tahun 2.000 [1].
Atensi membantu seseorang untuk belajar lebih baik di dunia pendidikan, beradaptasi dan berkinerja baik di dunia pekerjaan, berinteraksi dengan kualitas lebih baik dengan anak, istri, keluarga, dan teman-teman. Pada kasus tertentu, kehilangan atensi dapat mengarah ke attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan Depresi. Ketika atensi manusia terganggu, kita tidak bisa menjadi versi optimal dari diri kita.
Memelihara atensi
Rayuan gawai dan media sosial terlalu kuat untuk ditolak, kita tidak dapat menang melawannya. Banyak tools dibangun dalam gadget sendiri untuk mengingatkan penggunaan gadget tapi belum tentu efektif [4]
Kesadaran untuk memelihara atensi sudah menjadi tren. Mindfulness misalnya juga banyak menekankan penggunaan atensi secara maksimal pada hal yang penting menghindari multitasking dan fokus ke masa sekarang. Dalam praktik beragama pun seperti dalan Islam fokus atau khusyu, dalam Budha konsentrasi, dijadikan komponen penting dalam beribadah untuk menghadirkan atensi kita dan membangun hubungan mesra dengan Sang Pencipta.
Bagi anak-anak, tidak ada resep lain untuk memeranginya yaitu jangan berikan akses terhadap gawai sampai pada usia tertentu.
Resep praktis untuk orang dewasa antara lain puasa gawai dan puasa sosmed. Pada waktu-waktu tertentu saat kita membutuhkan atensi penuh, letakan gawai pada tempat yang tidak terlihat, dan matikan notifikasinya. Menjelang waktu istirahat pun demikian. Lakukan komitmen bersama-sama anggota keluarga lain. Bila perlu buat kotak khusus untuk "memenjarakan gawai" ketika kita memasuki rumah atau kamar.
Yuk kita ambil kendali atensi kita!