Andaikan seseorang mendapatkan data seluruh instrumen investasi yang ada di Indonesia (kita sederhanakan untuk meng-exclude instrumen investasi di luar negeri), seseorang kemudian harus melakukan research, menghitung, dan mengurutkan instrumen yang paling menguntungkan bagi dia. Begitu juga untuk setiap pengambilan keputusan yang diambil, seseorang harus meluangkan sumberdaya waktu dan tenaga untuk mengumpulkan seluruh informasi dan mengolahnya sehingga kita bertindak rasional.
Sampai disini, saya yakin tidak ada diantara kita yang melakukan hal ini? untuk setiap keputusan yang kita ambil saya rasa tidak ada dari kita yang sepenuhnya bertidak rasional.
Atas kondisi tersebut di atas, keputusan yang diambil sering kali jauh dari dukungan rasionalitas. Keputusan yang manusia ambil sering kali menggunakan informasi dan sumberdaya apa adanya (bounded rationality). Jauh dari keputusan yang sifatnya rasional didukung oleh informasi utuh dan membawa kita pada keadaan yang paling optimal. Keputusan yang memuaskan (satisfactory) saja diangap cukup dibanding keputusan yang optimal.
Kita sering mengambil keputusan dengan melihat apa yang orang lain lakukan dan apa yang paling mudah dilakukan. Anda membaca artikel ini kemungkinan besar karena artikel ini muncul di urutan paling atas di layar monitor Anda, bukan karena Anda benar-benar mencari informasi yang spesifik Anda butuhkan. Ingat ketika memutuskan sekolah atau karir yang akan ditekuni? Bagaimana orang disekeliling kita membentuk opini yang kemudian menjadikan dasar kita untuk menentukan jalur pendidikan dan karir/profesi yang akan kita tekuni.Â
Heuristic memberikan keuntungan kepada manusia karena dapat mengambil keputusan dengan cepat dan murah. Heuristic sudah menjadi bagian penting dari evolusi manusia, membantu manusia untuk tetap bertahan hidup dan beradaptasi. Namun demikian feature heuristic yang dimiliki manusia dalam mengambil keputusan datang dengan konsekuensi negatif. Heuristic menyebabkan pengambilan keputusan yang dilakukan penuh dengan bias dan akibatnya manusia sering membuat banyak kesalahan dalam mengambil keputusan.
Sampai disini, kita dapat lebih memahami seberapa jauh kita benar-benar memegang kendala atas keputusan yang kita ambil, seberapa rasionalkah kita dalam mengambil setiap keputusan?
Diskusi lebih jauh adalah bagimana kemudian keterbatasan manusia dalam mengambil keputusan tersebut dapat diminimalkan dan bagaimana institusi pemerintah, swasta ataupun NGO mendesain produk/strategi/kebijakan yang dapat mengadopsi keterbatasan manusia tersebut?
*telah tayang juga di laman medium pribadi penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H