Mohon tunggu...
Febrian Arham
Febrian Arham Mohon Tunggu... pegawai negeri -

alumni DIII STAN' 04, (harusnya) DIV STAN' 08

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

All You Need Is Love Is A Lie

17 Desember 2012   12:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:29 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Amrik anak-anak Broken Home pada masa modern ini berjumlah semakin signifikan. Beda rasanya dengan masa-masa sebelumnya. Jika etika hubungan antar manusia memiliki siklus, maka peradaban manusia pada masa sekarang ini adalah kembali ke siklus jahiliyah, dimana anak manusia kawin-bereproduksi dan berhubungan dalam hal psikis dengan salah, utamanya di Amrik, pusat peradaban manusia masa sekarang.

Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, rasanya peradaban yang ditandai dengan hubungan antar manusianya, khususnya antar jenis manusianya, Laki-laki dan perempuan, berjalan dalam pola yang lebih sacral dan sublim.Tak di Eropa yang menjadi pusat peradaban manusia jaman itu, tak juga di Amrik yang mulai menampakkan bibit kekuatannya.

Oscar Wilde sebagai salah satu tokoh yang bertindak sebagai jembatan kebudayaan eropa dan amerika menunjukan bagaimana kecanggungannya dalam menyikapi pola canggih dari lembaga keluarga dan rumah tangga dengan puisi, drama dan manifestasi kehidupannya yang disorot dengan luas pada masa itu.

Dan pada masa pasca perang dunia ke II Amerika dengan inggris sebagai kepompong yang menjadikannya entitas unggul mulai menunjukkan karakter yang sesungguhnya.

Amerika mulai memiliki nilai dan normanya sendiri yang sedikit demi sedikit mulai lepas dari bayangan kecanggungan dan ketidaknyamanan budaya Inggris dan eropa pada umumnya.

Namun baru sedikit demi sedikit.

Ketidaklepasan Amerika sebagai subjek kuat dunia dari Inggris berkaitan erat dengan keterpengaruhannya dengan Budaya Inggris yang masih exis dengan kebosanannya.

Beda amerika zaman awal peralihan abad 19 ke 20 adalah Amerika saat itu masih berupa embrio. Sementara Amrik pasca perang dunia kedua telah menjadi suatu mahluk yang utuh.

Dan pada masa pasca perang dunia ke II itu Budaya Inggris telah bersinergi dengan intens dengan Amerika yang menjadikan budaya baru yang menjadi acuan dari peradaban dunia sekarang. Amerika telah hidup dengan pengaruh independensinya tanpa tanding. Dan bentuk budaya dan peradaban pada masa itu itu berasal dari The Beatles dan british Invasionnya.

Mindset budaya adalah dasar dari peradaban lain yang lebih luas yang berupa ekonomi dan teknologi.

The Beatles tidak hanya merubah cara bermusik masyarakat dunia tapi juga merevolusioner cara berpikir manusia secara luas dengan amerika sebagai mercusuar penyebar cahayanya.

Dengan ide dasar 'all you need is love' dalam hidup, cinta adalah sesuatu yang melampaui dogma agama yang statis. Dan dengan music yang minimalis dan penuh kebisingan dari The Beatles sebagai dasar dari perwujudan keindahan dalam hubungan antar manusia, cinta jadi satu yang esensial pada masyarakat dunia, AS khususnya selama 40 tahun terakhi sampai beberapa tahun belakangan.

Kebutuhan akan cinta itu dirasakan bukan merupakan jawaban lagi atas semua problema kehidupan dalam skala yang lebih luas lagi sekarang,

Hubungan yang berlandaskan pemenuhan kebutuhan atas cinta menemui kegagalan dimana-dimana utamanya di Amrik sebagai standar acuan dari cara hidup manusia lain di belahan bumi disekitarnya. dengan berdasarkan bahwa  setiap orang bahkan tidak akan pernah hidup tanpa cinta, siapapun ia, ia punya cinta.

Begitu juga Anak-anak Broken Home dari perkawinan orang-orang dewasa di Amrik memenuhi geografi dan waktu dari media aplikasi kehidupan antar manusia di Amrik. Kedua orangtuanya memiliki cinta satu sama lain namun tetap mengatakan kata pisah.

Anak-anak Broken Home pun menyalahkan lingkungan dan generasi sebelumnya atas kegagalan menampilkan model kehidupan yang benar

Dengan jumlahnya yang besar, sebagian anak-anak broken Home berhasil mengatasi permasalahannya dalam mengandalkan cinta sebagai warisan dari generasi sebelumnya dengan tanpa masalah.

Tapi sebagian lain tidak. Sebagian yang tidak, bertindak dengan kewajaran yang melampaui batas.

Sebagian yang tidak ini adalah mereka yang menjadi kejutan dalam tindakan pembunuhan dan pembantaian massal acak tanpa motif yang jelas atas kehidupan dunia yang sudah tidak memiliki keindahan lagi di Amerika.

Pembantaian massal yang terakhir terjadi di AS di SD sandy Hook dilakukan oleh seorang anak broken Home yang membunuh ibu kandungnya sendiri dan kemudian menembak membabi buta, puluhan orang lainnya di tempat ibunya bekerja.

Walau pembantaian pada pemutaran film Batman di Colorado bukan dilakukan seorang yang hidup dari keluarga yang berantakan, tapi banyaknya pengaruh anak broken home di sekitarnya, turut menstimulus tindakannya sebagai seorang the joker yang mebantai puluhan nyawa. Dan anak Broken Home itu termasuk Presiden AS yang sekarang sendiri.

Yang kau butuhkan hanyalah cinta adalah sebuah kebohongan manis yang dimanfaatkan sebagain pihak untuk mendpatkan keuntungan-keuntungan bagi kaumnya.

Benar bahwa banyaknya rentetan pembunuhan missal tanpa sebab yang terjadi di AS lebih relevan dikaitkan dengan adanya pembolehan pemilikan senjata bagi warganya dalam konsep pembelaaan diri. Tapi dengan pakem ‘all you need is love’ yang ditemukan sebagai sebuah kebohongan, senjatayang dipakai untuk membantai tidaklah cukup besar pengaruhnya sebenarnya untuk membunuh tanpa adanya faktor the man behind the gun. Motif kekecawaan dan membunuh orang lain secara acak hanya bisa terjadi pada suatu budaya yang salah dan orang yang dalam peradaban nya merasa bosan tertipu.

Substansi ‘Cinta adalah segalanya’ memasukkan juga harapan di dalamnya. Ketika harapan tidak ada maka yang berarti hanyalah bersiap-siap, bersiaga dan berwaspada tanpa henti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun