Mohon tunggu...
Promaha Kalisat
Promaha Kalisat Mohon Tunggu... UNIVERSITAS JEMBER

Promahadesa UNEJ 2024 Kalisat Beraksi, Cegah Stunting, Cedaskan Generasi!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemberdayaan Karang Taruna Desa Kalisat oleh Tim PROMAHADESA Universitas Jember Tahun 2024 untuk Atasi Permasalahan Stunting

27 Juli 2024   07:06 Diperbarui: 27 Juli 2024   08:11 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Tim Pelaksana dan Remaja Karang Taruna Desa Kalisat/Dok. pri

Jember, 2024 — Kolaborasi antara masyarakat Desa Kalisat dan tim Program Mahasiswa Berdesa (Promahadesa) UNEJ Tahun 2024 berfokus pada peningkatan pemahaman tentang gizi seimbang untuk mengatasi isu stunting. Diketuai Anggi Salwa Adisty, tim Promahadesa mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama sembilan anggota dari tiga fakultas berbeda (Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Farmasi) kepada remaja karang taruna di desa tersebut.

Latar Belakang

Kabupaten Jember diketahui memiliki angka prevalensi stunting tertinggi di Jawa Timur yaitu sebesar 35.9% dengan angka stunting tertinggi terletak pada Kecamatan Kalisat sebesar 29,92% pada tahun 2020 dan sebesar 16,47% pada tahun 2021 (Data Puskesmas Kalisat, 2022). Kecamatan Kalisat terbagi menjadi 9 desa dengan angka stunting tertinggi pada bulan Agustus 2023 sebanyak 40 balita terletak di Desa Kalisat. Oleh karena itu, dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama enam remaja karang taruna Desa Kalisat dalam pembahasan program Gerakan Remaja Cegah Pernikahan Dini (GERHANI). Program pencegahan pernikahan dini ini perlu dilakukan mengingat anak yang lahir dari ibu dengan usia dini memiliki potensi lebih besar mengalami kekurangan gizi atau stunting. Program ini bekerja dengan memberdayakan remaja karang taruna melalui Focus Group Discussion (FGD), pelatihan pencegahan stunting, dan demonstrasi pembuatan MP-ASI dengan memanfaatkan potensi alam desa setempat.

Focus Group Discussion (FGD) hari pertama /dok. pri
Focus Group Discussion (FGD) hari pertama /dok. pri

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pertama dilaksanakan pada Selasa, 9 Juli 2024 dengan presentator Fresty dan Dina. Topik utama yang dibahas terkait definisi dan prevalensi stunting di Indonesia. Dalam diskusi ini, Dina mempresentasikan mengenai target prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2024 menurut Survei Status Gizi Indonesia adalah 14%.

 Focus Group Discussion (FGD) hari kedua/dok. pri
 Focus Group Discussion (FGD) hari kedua/dok. pri

Pertemuan kedua, pada 10 Juli 2024 lebih menitikberatkan pada tanda gejala dan faktor penyebab stunting. Dalam sesi ini, Vanesha dan Garnisa menekankan bahwa kesehatan ibu menjadi salah satu faktor risiko yang berperan dalam kejadian stunting.

Focus Group Discussion (FGD) hari ketiga/dok. pri
Focus Group Discussion (FGD) hari ketiga/dok. pri

Pertemuan ketiga yang diadakan pada Jumat, 12 Juli 2024 kembali dibawakan oleh Fresty dan Dina. Topik diskusi kali ini terkait dampak dan upaya pencegahan stunting. Devan, anggota Karang Taruna, menyadari bahwa stunting memiliki dampak buruk pada perkembangan anak. “Stunting bisa mempengaruhi kecerdasan dan kesehatan anak di masa depan. Diskusi ini menyadarkan kami untuk lebih fokus pada pendidikan dulu” tegas Devan.

FGD bersama remaja putri Desa Kalisat/dok. pri
FGD bersama remaja putri Desa Kalisat/dok. pri

Pada sesi lain Senin, 15 Juli 2024 dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan remaja putri. Dalam sesi ini, topik pembahasan terkait stunting mulai dari definisi hingga upaya pencegahan stunting. Tim Promahadesa Universitas Jember kembali menekankan pentingnya pemberian nutrisi yang cukup pada 1.000 hari pertama kehidupan anak sebagai bentuk pencegahan stunting.

FGD bersama remaja putri Desa Kalisat/dok. pri
FGD bersama remaja putri Desa Kalisat/dok. pri

Hari berikutnya, pada Kamis, 18 Juli 2024, dilaksanakan diskusi kembali bersama remaja putri dengan fokus pada MP-ASI. Amel dan Garnisa menjelaskan bahwa MP-ASI yang diberikan kepada anak dengan tepat dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak setelah usia enam bulan. “MP-ASI harus mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak sehat, zat besi, vitamin dan mineral sehingga dapat mendukung pertumbuhan anak secara optimal,” kata Garnisa.

Seluruh sesi Focus Group Discussion (FGD) dapat berjalan dengan lancar. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat memberikan dampak positif serta menjadikan karang taruna sebagai pihak yang terus berperan aktif dalam upaya penurunan prevalensi stunting di masa mendatang.

Untuk informasi lebih lengkap terkait kegiatan Tim Promahadesa Universitas Jember 2024 di Desa Kalisat, dapat diakses melalui media sosial.

Instagram : @promahadesa.kalisat

Tiktok : @promaha.kalisat

Youtube : PromahaDesa Kalisat (https://www.youtube.com/@PromahaDesaKalisat)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun