Program Mahasiswa Berdesa (Promahadesa) adalah program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa ke mitra sasaran yang menjadi Desa Binaan UNEJ. Tujuan dari kegiatan Promahadesa adalah meningkatkan kemandirian masyarakat secara ekonomi atau sosial, menciptakan ketentraman dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat, serta meningkatkan hard skill dan soft skill.
Kecamatan Arjasa merupakan bagian dari Kabupaten Jember yang terletak 9 km ke arah utara dari pusat Pemerintahan Jember. Wilayah ini merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh perbukitan di bagian utara. Berdasarkan data BPS Jember tahun 2022, Kecamatan Arjasa terdiri dari enam desa, yaitu Desa Kemuning Lor, Desa Darsono, Desa Arjasa, Desa Biting, Desa Candijati, dan Desa Kamal. Desa Arjasa sendiri terdiri dari lima dusun, 17 RW, dan 54 RT, dengan jumlah penduduk mencapai 9.045 jiwa. Mayoritas penduduk Desa Arjasa bekerja sebagai buruh tani dan ibu rumah tangga. Potensi hasil pertanian dan perkebunan di desa ini meliputi padi, jagung, singkong, pisang, dan pepaya.
Salah satu masalah kesehatan yang ada di Desa Arjasa adalah permasalahan stunting. Stunting adalah kondisi karena defisiensi nutrisi jangka panjang yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Efek stunting dapat berlangsung lama. Anak stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif yang terhambat, prestasi akademik rendah, durasi pendidikan lebih singkat, serta produktivitas dan kualitas hidup yang rendah saat dewasa. Beberapa faktor penyebab stunting adalah ketidaktahuan atau rendahnya pengetahuan orang tua terhadap kesehatan, termasuk pemenuhan gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan dan kepatuhan masyarakat untuk mengikuti posyandu.Â
Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan dapat disebabkan karena akses pendidikan dan akses kesehatan yang kurang. Khususnya pada masyarakat dataran tinggi. Untuk program kesehatan pada ibu hamil yang berjalan baru posyandu saja, sedangkan program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) masih belum dapat terlaksana. Terdapat juga masalah kepatuhan warga yang menurun ketika program dari puskesmas telah selesai. Kemudian juga terdapat kendala imunisasi yang tidak tercapai karena rendahnya pengetahuan orang tua. Selain itu stunting juga dapat terjadi karena faktor ekonomi dan kebersihan lingkungan.
Oleh karena itu kami melaksanakan program Optimalisasi Edukasi Nutrisi 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Mencegah Stunting dengan target output meningkatnya pengetahuan masyarakat terkait stunting, pentingnya pemenuhan gizi 1000 HPK, pemeriksaan antropometri untuk mendeteksi stunting, pentingnya imunisasi, konsumsi tablet tambah darah, dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta pengembangan ekonomi lokal agar dapat dijangkau oleh masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Program kerja kami dilakukan dengan metode sosialisasi, workshop, pembuatan poster, dan pembuatan buku. Melalui program ini kami berharap tidak ada lagi kasus stunting di Desa Arjasa dan masyarakat dapat menjadi lebih maju dan produktif dalam seluruh aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H