Kita dalam garis waktu kehidupan, melintasi setiap keadaan dan kondisi. Bertegur dengan setiap kejadian dalam lintasan waktu.
--
Nara duduk dan menatap dirinya dalam bayangan bias air. Mencoba memahami lintasan garis hidupnya, dalam panjang waktu yang sudah dia tempuh.
Nara mungkin adalah sosok yang melankolis yang mencoba memahami peran waktu dalam hidupnya. Terkadang berbicara pada dirinya sendiri, dengan pertanyaan singkat yang merunut.
Pertanyaan tentang, apa yang waktu siapkan saat mempertemukan kita dengan ragam keadaan dan situasi. Lalu apa yang waktu siapkan saat mulai ada manusia lain yang hadir dalam lingkar kehidupan kita.
Pertanyaan yang bias, tidak bernalar ! Untuk apa ditanyakan. Begitulah respon orang tentang apa yang coba dipahami oleh Nara.
Nara percaya jika dia bukanlah satu - satunya manusia yang tenggelam dalam pertanyaan tentang hidup.
Yang Nara yakini, menemukan alasan dalam setiap keadaan dan situasi adalah cara terbaik untuk memahami waktu. Â Mengenal diri kita dalam peran yang terus berjalan dalam hidup.
--
Bersuka citalah Nara, jika hidup harus dipertanyakan maka tidaklah apa jika harus bersapa dengan waktu. Karena hanya waktu yang mungkin bisa memberikan dirinya untuk bisa kita selami.
Menyelami untuk memahami, memahami untuk menemukan. Menemukan makna, yang belakangan ini sudah tidak banyak orang lakukan lagi.
Karena mungkin dalam diamnya makna, ada pelajaran yang berharga untuk direnungkan.
Seperti apa yang orang - orang bijak selalu sampaikan, akan selalu ada jawaban dari ketenangan.
--
Berdoalah Nara, jika kamu adalah insan yang memerlukan waktu untuk menemukan jati diri dalam lintasan hidup ini, maka waktu adalah satu - satunya hal yang kamu bisa andalkan. Bersapalah dengan waktu, karena disana mungkin ada jawaban atas semua pertanyaan yang selama ini direnungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H