Individu yang lahir tuna netra biasanya memiliki ingatan yang tajam. Hal ini karena pusat penglihatan di otak terhubung secara fungsional dengan area-area dan saraf lainnya, sehingga meningkatkan kemampuan otak untuk mengingat, menganalisis, menyimpulkan, dan mengingat kembali. Namun, pusat pendengaran di otak tidak memiliki fungsi yang sama. Oleh karena itu, banyak orang yang kehilangan indera penglihatan menjadi orang-orang yang cerdas, sementara jarang ditemukan mereka yang kehilangan indera pendengaran menjadi orang-orang yang cerdas, menunjukkan betapa pentingnya indera pendengaran dan pusat-pusatnya di otak.
Dan buku Ensiklopedi Tafsir Tematik disebutkan bahwa kata mendengar pada ayat-ayat Al-Quran memiliki 3 makna yang berbeda-beda tergantung konteks kalimatnya :
- Sam'u shaut (pendengaran suara dan bunyi) sebagaimana tersebut pada QS. Al-Furqan ayat 12.
- Sam'u al-qalb wa fahmuhu (pendengaran hati dan pemahamannya) sebagaimana tersebut dalam QS. Al-Kahfi ayat 101.
- Al-Ijabah wa Al-Qabul (menjawab do'a dan menerimanya) sebagaimana tersebut dalam QS. Ali 'Imran ayat 38.
Sebagai penutup, mungkin kita semua perlu mengkaji dan mentadabburi lebih baik dan lebih lanjut lagi ayat-ayat yang terdapat pada Al-Qur'an, tentu untuk membentuk pribadi yang shaleh secara individual maupun komunal. Terlebih ayat 78 pada QS. An-Nahl :
wallhu akhrajakum mim buni ummahtikum l ta'lamna syai`aw wa ja'ala lakumus-sam'a wal-abra wal-af`idata la'allakum tasykurn
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl : 78)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H