Mohon tunggu...
Prof. Armis
Prof. Armis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hak dan Kewajiban Pasien pada Pelayanan Kesehatan

2 September 2016   09:39 Diperbarui: 6 September 2016   08:32 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pertama adalah persiapan (setting-up):

  • Dokter menilai atau menentukan tingkat pendidikan pasien, adat istidat/kultur masyarakat atau agama pasien, dan bahasa yang digunakan pasien sehari-hari atau menggunakan penterjemah, dan sebagainya. Pada kelainan terutama dengan prognosis fungsi tidak baik maka persiapannya adalah:
  • Mempersiapkan privasi pasien dan keluarganya.
  • Menentukan orang-orang yang ikut dalam diskusi seperti pasien dan keluarganya dan pihak dokter serta menyiapkan kursi untuk duduk
  • Mempersiapkan materi yang ilmiah atau kepustakaan tentang penderitaan tersebut dan waktu berdiskusi, kemudian
  • Memperkenalkan diri demikian juga semua orang-orang yang ikut.

2. Kedua adalah penjelasan diagmosis yang dia derita

Dokter menjelaskan keparahan penyakit sistem lokomotor (diagnosis) dengan prognosis fungsi baik.

  • Informasi diagnosis disampaikan oleh dokter harus berdasarkan data objektif dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan.
  • Kemudian diikuti informasi klinis positif seperti fraktur femoris tidak mengalami gangguan pembuluh darah dan syaraf di bagian bawah dari fraktur tersebut. Contoh lain, kanker tulang di daerah lutut tersebut belum terjadi penyebaran ke paru-paru (metastasis) dan sebagainya.
  • Dokter membuat kesimpulan keparahan penyakit pasien tersebut.

Pada prognosis fungsi jelek atau cacat bahkan sampai kematian, maka dokter sebelum menjelaskan diagnosis harus:

  • Mampu memahami persepsi (perception) pasien tentang kondisi penderitaan dengan cara:
  • Meminta pasien menceritakan pengalaman penderitaannya serta pengobatan yang dia lakukan.
  • Mendengarkan pasien tanpa interupsi
  • Mampu menerima sesuatu yang mungkin kontradiksi dengan pendapat pribadi tapi jangan dilakukan konfrontasi.
  • Meminta pasien ingin mengetahui (invite) tentang penderitaannya seperti:  
  • Dokter harus menerima hak pasien untuk menolak;
  • Dokter harus memberikan jawaban semua pertanyaan apa saja yang dia inginkan.
  • Mampu menceritakan pengetahuan medis tentang diagnosis pasien secara ilmiah (knowledgeable) kepada pasien seperti di atas
  • Mampu memahami emosi (emotion) dan memberikan empati/merespon perasaan pasien dan keluarganya serta mengidentifikasi emosi pasien dan keluarganya, penyebab emosi, dan memberikan waktu mengeluarkan perasaan/emosi tersebut

3. Ketiga adalah perencanaan manajemen:

Dokter menjelaskan manajemen dengan prognosis baik maupun jelek sebagai berikut:

  • Opsi manajemen harus luaran terbaik dengan alasan klinis secara ilmiah, rehabilitasi, dan siapa yang melakukan
  • Keuntungan dan kerugian atau side effect/risiko dari perencaan tindakan tersebut dan bagaimana cara memonitor serta manajemen kerugian yang tidak diharapkan tersebut
  • Komplikasi pasca tindakan yang direkomendasi tersebut dan cara memonitor dan manejemennya sertakomplikasi dalam kurun lama atau  longtermcomplications seperti kelainan fisik, emosi, sosial, seksual, dan lain sebagainya serta tindakan penanggulangnya (pencegahan)
  • Opsi terapi alternatif atau tanpa dilakukan tindakan yang meliputi luaran dan prognosis
  • Pengalaman dokter dalam melakukan tindakan yang direkomendasi tersebut terhadap pasien lain dengan keparahan diagnosis sama
  • Kapan dilakukan tindakan tersebut dan pembiayaannya
  • Diagnosis lain atau komorbiditas yang menyertai dan terapinya yang akan dilakukan oleh tim manajemen

4. Keempat adalah ringkasan dan strategi:

a. Strategi atau ringkasan (strategy and summary), dan follow up yaitu: (1) Dokter meminta pertanyaan apakah mereka ada sesuatu yang 

perlu diklarifikasi seperti;

  • Menutup penyampaian diagnosis, manajemen dan prognosis atau “bad news” serta mempersiapkan perencanaan selanjutnya dan kemudian.
  • Memberikan agenda untuk pertemuan selanjutnya dalam rangka opsi yang akan dipilih pasien dan keluarga

b. Dokter menilai pemahaman pasien tentang informasi kelainan sistem lokomotor yang sudah dijelaskan tersebut di atas.

Persetujuan atau informed consent harus tertulis seperti prosedur/metode, risiko atau komplikasi atau transfusi darah yang diperlukan. Ada beberapa kondisi penyakit tidak memerlukan informed consent seperti:

  • Dokter melakukan pengamanan kehidupan pasien (lifesaving).
  • Dokter mencegah dampak serius pada kesehatan pasien dewasa dimana dia (pasien) tidak mampu memberikan persetujuan. Contoh melakukan debridemen fraktur terbuka pada pasien tidak sadar guna mencegah infeksi, dll.
  • Dokter melakukan tindakan emergensi pada pasien anak-anak tapi dengan persetujuan orang tua pasien;
  • Tindakan ECT (mental health act) dan lain-lain.

Persetujuan (informed consent) yang valid bila pasien harus kompeten dan mempunyai kapabilitas persetujuan, tanpa ada paksaan, dan persetujuan harus spesifik. Bila menolak persetujuan harus tertulis dan tanda tangan, diskusi sebaiknya direkam, dan pasien dibolehkan mencari pendapat kedua (second opinion).


Prof. Armis SpB, SpOT

Guru Besar FK UGM

RSUP DR. SARDJITO

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun