Oleh: Yusuf L. Henuk*)
GERAKAN Rote Mengajar telah menjadi “News Maker“ (“Pembuat Berita“) di Tanah Air, karena beritanya tidak hanya dimuat dicetak lokal seperti: (1) Timor Express, Rabu, 8 April 2015, halaman 5: “Gerakan Rote Mengajar Sasar 40 SD di Rote“; (2)Pos Kupang, Rabu, 8 April 2015, halaman 3: “Anak Rote Boleh Bercita-cita Tinggi“; (3) Victory News, Rabu, 8 April 2015: (a) halaman 4: Erni Ndoen: “Merangkai Mimpi “Mutiara Pagar Selatan“, (b) Virly Yuriken: “Peduli Anak-anak Rote“ ;(c) halaman 15: “216 Relawan Mengajar di Rote“; (4) KURSOR, Jumat, 10 April 2015, halaman 10: ‘Rote Mengajar‘ peduli anak-anak RoNda“;
Tetapi terpenting, semua relawan Rote Mengajar sangat bangga, karena kegiatan mulia mereka di muatjuga di media cetak terbesar di Indonesia selama 2 (dua) kali penerbitan, yaitu KOMPAS: (1) Kamis, 9 April 2015, halaman 11: “Kaum Profesional Menjadi Guru di Rote“; dan (2) Rabu, 29 April 2015: “Berbagai Inspirasi di Selatan Negeri“. Prof. Yusuf L. Henuk juga telah memuat beritanyadi media online (kompasiana.com), bertajuk: “Rote Mengajar Punya Cerita“ (http://edukasi.kompasiana.com/2015/04/14/profylh-rote-mengajar-punya-cerita-712356.html; disamping telah dimuat juga di blog Rote Mengajar (www.rotemengajar.blogspot.com) dan roteonline.com: “Relawan Rote Mengajar Sambangi 40 SD 9 Kecamatan di Rote Ndao (http://news.roteonline.com/relawan-rote-mengajar-sambangi-40-sd-9-kecamatan-di-rote-ndao.php). Bahkan International Series Book Number (ISBN) telah diterbitkan untuk buku berjudul: “Rote Mengajar Punya Cerita” dengan penulis/editor: Prof. Yusuf L. Henuk yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (http://www.pnri.go.id/), Jalan Salemba Raya No.28 A, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430 dengan Nomor: ISBN 978 – 979 – 24 – 6839 – 7.
Buku ini akan diseminarkan dalam waktu dekat di Rote Ndao dan selanjutnya diluncurkan (launching) dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kabupaten Rote Ndao ke-13, 2 Juli 2015. Penulis/editor telah melaporkan secara langsung kepada Bupati Rote Ndao pada tanggal 2 Mei 2015 tepat ‘Hari Pendidikan Nasional’ (Hardiknas) bahwa inilah disertasi keduanya setelah menyelesaikan disertasi pertama untuk “lulusan tercepat” hanya 3 (tiga) tahun dari University of Queensland – Australia (www.ug.edu.au: 1998 – 2001), berjudul: “Rote Mengajar Punya Cerita” yang langsung dibukukan denganDosen Pembimbing Utama (PrincipalSupervisor): Drs. Leonard Haning, MM dan dosen penguji semua kaum intelektual ternama yang berasal daridalam maupun luar Kabupaten Rote Ndao. Kata Pengantar untuk buku ini telah diupayakan oleh penulis/editor buku ini dari: (1) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, (2) Bupati Rote Ndao, dan (3) Ketua DPRD Kabupaten Rote Ndao. Pertimbangan utama yang menjadi dasar diterbitkannya buku ini didasarkan pada ungkapan Latin: ” Verba volant, scripta manent", arinya “Apa yang diucapkan akan hilang, tetapi apa yang ditulis akan tersimpan selamanya” dan/atau : "Kata-kata berlalu, tetapi tulisan-tulisan bertahan selamanya". Khusus bagi penulis/editor: "Au Sue Lote" ('I Love Rote'). Penulis/editor ingin membagi pengalaman sesuai ungkapan Latin: "nil voluntibus arduum", artinya "tak ada yang sukar bagi yang punya kemauan'.
dok. pri
1.1. Kaum ProfesionalMenjadi Guru di Rote
Sebanyak 114 relawan kemanusiaan dan profesional mengajar selama empat hari berturut-turut, 8-11 April 2015, di 40 sekolah dasar di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur NTT, untuk memberi motivasi kepada para siswa. Program Rote mengajar tidak berfokus pada kurikulum pendidikan, tetapi memberi motivasi kepada para siswa. Para kaum profesional itu berbagai pengalaman kerja, menumbuhkan motivasi siswa untuk meraih cita-cita, dan menyemangati siswa agar bersikap ulet menghadapi kesulitan demi cita-cita tersebut. Dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang, Yusuf Henuk, mengatakan, di Kupang, Rabu (8/4), sejumlah relawan NTT secara sukarela mengumpulkan 228 relawan. Mereka diantaranya Bupati Rote Ndao Lens Haning, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Petrus Manuk, pengusaha Marcelia Tania, dan penyiar Nurul Hidayah. (KOR) – (KOMPAS, Rabu, 9 April 2015: 11)
Prof. Yusuf L. Henuk Bupati Rote, Ndao, Ibu Bupati Rote Ndao dan Wakil Bupati Rote Ndao Ketika Penyambutan di Rumah Jabatan Bupati Rote Ndao pada tanggal 8 April 2015
Prof. Yusuf L. Henuk, Ibu Wakil Bupati Rote Ndao dan Wakil Bupati Rote Ndao
Ketika Acara Penyambutan Relawan Rote Mengajar di Pelabuhan Ba'a tanggal 8 April 2015
Prof. Yusuf L. Henuk dan Penasehat Rote Mengajar Ketika Penutupan Kegiatan Rote Mengajar di Rumah Jabatan Bupati Rote Ndao pada tanggal 10 April 2015 (Malam).
1.2. Berbagi Inspirasi di Selatan Negeri
Jamak orang bermimpi bisa mengelilingi seluruh penjuru dunia. Namun, perjalanan tak lagi sekadar menikmati keindahan pemandangan nan asri. Ada yang bisa dilakukan di tmepat yang disambangi. Meninggalkna jejak dengan cara berbagai.
ITULAH yang dilakukan oleh 114 relawan Rote Mengajar yang berasal dari berbagai daerah, antara lain Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan ada yang datang dari Perth, Australia, [bernama lengkap Martha Sari Surkanthy Weruing yang telah diperkenalkan oleh Prof. Yusuf L. Henuk kepada wartawan di Kupang pada tanggal 7 April 2015].
Mereka Rela mengambil cuti, mengeluarkan biaya, dan meluangkan waktu untuk menyapa wilayah terselatan di Indonesia, yaitu Pulau Rote NTT. Bersama dengan 79 relawan lokal, mereka bergerak bersama dalam Gerakan Rote Mengajar.
“Gerakan ini berangkat dari latar belakangdari latar belakang letak georgrafis Pulau Rote yang jauh, pulau kecil berpenghuni terselatan. Akses informasi masihsulit. Oleh karena itu, dibuatlah suatu program yang bisa mengundang inspirasi bagi pihak sekolah dan anak-anak. Guru-guru pun bisa mendapatkan relasi dan informasi baru dari bentuk-bentuk interaksi yang dilakukan,” ujar Wakil Ketua I Rote Mengajar Farli Sukanto (28).
Prof. Yusuf L Henuk dan Farli Sukanto Mengedit Foto Untuk Buku: “Rote Mengajar Punya Cerita” di KFC Flobamora Mall, Kupang (2 Mei 2015)
Sulitnya akses informasi juga berdampak pada minimnya referensi siswa dalam menentukan cita-cita. Pilihan yang terbesit sebatas profesi yang kerap dilihat langsung di Rote Ndao, yakni guru, polisi, tentara, dan petani. Tak ingin kegelisahan terus berlarut, gagasan mengenai Rote Mengajarsejak November 2014 yang lalu pada akhirnya direalisasikan Kepanitiaan terdiri dari Komunitas Anak Muda untuk (KAMu) Rote Ndao, Pengajar Muda VIII, guru-guru, anak-anak muda dari Kemah Pemuda Rote, Geng Motor Imut (GMI) Kupang, Sekolah Multimedia untuk Semua (MUSA), dan LSM Pikul.
Kegiatan Berlangsung pada 8 -11 April 2015. Para relawan terjun ke 40 sekolah asar di Kabupaten Rote ndao, NTT, yang tersebar di 9 kecamatan. Relawan Pengajar diajak untuk berbagi inspirasi dengan mengenalkan profesi mereka kepada siswa SD selama satu hari. Sementara itu, para relawan mengisi kegiatan diskusi tentang parenting bersama orangtua dan guru. Hari berikutnya, sebagaian relawan mengisi sesi sharing bersama pemuda lokal dan guru.
[Beberapa rekan relawan Rote Mengajar yang berhasil penulis/editor memantau kegiatan mereka sharing pengalaman dengan pemuda lokal di Aula Bapeda Kabupaten Rote Ndao, seperti si “pengacara” (Ratih Hadiwinoto), si “psikolog” (Helliyani Esterina Hakh), si “videographer” (Asela Tundra Astrelia), dan “si “pilot” (Captain Bambang Oetomo)]. Kegiatan pengaturan kenderaan di jalan raya oleh polisi lalu lintas di Kabupaten Rote Ndao menggunakan Topi Ti'i Langga juga berhasil penulis/abadikan di sepanjang jalan Simpang Oetomo, Kota Ba'a, Kabupaten Rote Ndao ketika kami berempat relawan Rote Mengajar yang menginap di Rumah Ibu Otnia Sinlae - Mbolik lalu diantar oleh Vicky Bailaen dan keluarga plus si kecil lincah "Anel Bailaen" pergi berbelanja di Pasar Busalangga pada tanggal 11 April 2015.