Mohon tunggu...
Probo Hasmoro
Probo Hasmoro Mohon Tunggu... profesional -

Pernah tinggal di Surabaya, Bojonegoro, Tuban.\r\nSaat ini tinggal di Solo - Jawa Tengah.\r\nStatus sebagai seseorang yg lagi jatuh cinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Pengin Mengetahui Umur Dunia Ini

7 Februari 2012   15:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang itu kuputuskan pergi ke Jogja.
Untuk memenuhi undangan sang sahabat.
kuputuskan naik kereta api saja karena kondisi tubuhku yang kurang sehat
sampai di stasiun kereta api jogja Aku disapa oleh beberapa tukang ojeg
tiba-tiba aku terpaku pada seorang tukang ojeg tua yang bermata lembut
sementara kulihat disekelilingku beberapa tukang ojeg yang lain merayu-rayu dengan teriakan-teriakan yang tak bermakna
tatapan mata sang tukang ojeg tua itupun menyihir kesadaranku
dia tidak menawarkan dengan teriakan tapi dengan senyuman dan anggukan yang halus.
Maka akupun memilihnya untuk mengantarku ke tempat sahabatku.
tukang ojeg yang sudah tua dengan sepeda motor bututnya pun bergegas kearahku.
dan helm yang sudah pudar warnanya pun hinggap dikepalaku.
Tercium bau tengik dari helm yang kupakai... yah nasib bisikku.
Kurasakan laju motor yang tidak begitu cepat serta sedikit oleng ke kanan dan kekiri.
wah sampai kagak nih ketempat sahabatku dengan motor setua ini... ucapku dalam hati.
seolah-olah mendengar suara batinku pak ojeg tua pun berucap
jangan kuatir mas... motor ini tidak seperti mas lihat... motor ini sering tersiram air wudhlu
weh... apa nih maksudnya bapak tua situkang ojeg? ucapku dalam hati.
tiba-tiba adzan dhuhur berkumandang di masjid pinggir jalan yang sedang kulewati.
dan tiba-tiba saja sang tukang ojeg tua ini menghentikan motor bututnya
dan dia berucap lembut padaku :
Maaf mas saya mohon ijin untuk sholat dhuhur boleh kagak?
kalau mas nggak setuju maka perjalanan ini akan saya lanjutkan !!!
tatapan mata yang lembut tapi tajam itu seperti menelusup dasar batinku
Ketika tatapan ini beradu dengan sang bapak ojeg tua.... terasa sangat bahwa hati pak tua ini dalam tak berdasar...
sangat lembut dan penuh cinta.
ohh Tuhan... KAU pertemukan aku dengan salah satu kekasih-MU.
Dan kami berdua pun bertasbih pada-NYA secara bersama sambil masuk kedalam halaman masjid
kami pun terbelengu dalam keharuan dalam dhuhur yang menakjubkan
ohh Tuhan demikian bermaknanya Dhuhur-MU kali ini.
setelah selesai kami pun lanjutkan dalam sebuah percakapan dihalaman masjid.
Bapak kenapa bekerja sebagai tukang ojeg ? tanyaku padanya
aku pengin mengetahui umur dunia ini.... jawabnya kalem
maksudnya bagaimana pak? aku semakin tak mengerti kata-katanya
saya mau mengantar orang di atas motor bututku hanya pada waktu menjelang sholat.
trus.... ucapku penasaran.
sehingga saya bisa menawarkan sholat pada penumpangku
sehingga aku bisa menghitung berapa penumpangku yang mau kuajak sholat dan yang tidak mau kuajak sholat.
ditengah kesibukan dunianya apakah para penumpangku masih bisa mengingat kekasih-NYA?
hanya orang-orang yang sering menyebut nama-NYA lah biasanya yang mau kuajak berhenti untuk sholat.
tapi sebagian besar malah memaki-makiku... kata bapak tua si tukang ojeg sambil memandang langit yang sedikit mendung.
aku tercenung oleh kata kata yang tak biasa kudengar ini.
Dan hatikupun mulai terbelengu oleh rasa perih.
teruskanlah bapak.... ujarku sambil menahan rasa haru di dada.
jika masih kutemui orang-orang yang mau kuajak tuk sekedar menyapa Sang Kekasih
maka masih kutemui orang-orang yang sering berdzikir pada-NYA.
dan aku masih bisa berharap bahwa kiamat akan tertunda 40 tahun lagi, kata si ojeg tua dengan sedikit bergetar.
Bagiku kata kata ini seolah olah terdengar bunyi petir bergemuruh dalam gendang telingaku
membuat sejenak bumi ini bergetar mendengar kata kata bapak tua ini.
sambil terbatuk-batuk bapak tua ini melanjutkan kata-katanya :
dan sudah 2 tahun ini aku terus dicaci-maki para penumpangku
katanya sok alim lah... sok agamislah... bahkan yang lebih sakit adalah keluarnya kata kata "bangsat loe"
tapi aku masih bersabar...dan masih yakin bahwa nantinya masih ada orang yang mau menemaniku sholat bersama.
dan andalah dalam 2 tahun ini satu-satunya orang yang tidak memaki-maki diri yang sudah tua ini
dan mau kuajak untuk sekedar menyapa-NYA sebagai ungkapan rasa rindu dihati para hamba-NYA...
Terasa sakit tenggorokanku menahan sedih atas kata bapak tua si tukang ojeg yang terakhir ini.
Dan akupun menunduk dan memejamkan mata menahan jatuhnya air mataku. Dan akupun berbisik dalam hati
Ya Rabb.... betapa berat kejadian yang dialami makhluk tua dihadapanku ini
Dunia ini begitu membencinya tapi dia masih ingin menyelamatkan sang dunia yang begitu membencinya
Tak kuasa air matakupun mengalir dari mata yang terpejam menahan haru mendengar kata-kata bapak tua ini
Benarkah dunia ini sudah sedemikian sedikitnya manusia yang mencintai Tuhannya
bahkan memilih membenamkan diri dalam kesibukan-kesibukan yang seolah-olah berTuhan.
wahai Kekasih... kecantikan dan keindahan MU apakah sudah tidak menarik lagi bagi mereka, kata hatiku yang remuk redam merasakan ini
ketika aku terbenam dalam kesedihanku...kulirik bapak tua ini sedang mengerak-gerakkan jari-jari tangannya.
Gerakan dzikir yg digerakkan oleh NYA
aku jadi tersenyum bahagia
dunia ini masih berumur panjang jika masih ada para kekasih-NYA seperti Bapak Tua dimuka ku ini
mari pak kita lanjutkan perjalanan ini...mungkin sahabatku sudah kuatir menunggu diriku, aku berkata sambil menggandeng tangannya
Bapak tua tukang ojeg ini pun berdiri dan segera mengambil motornya lalu mengarahkan motornya ketujuan rumah sahabatku
dalam perjalanan lanjutan ini tak ada kata-kata yang terucap dari kami berdua
hati kami hanya terbayang keindahan pertemuan diwaktu dhuhur ini
dan aku tahu sekarang mengapa motor tua yang butut ini memiliki keluarbiasaan
karena motor ini sering tersiram air wudhu yang keluar dari batin yang penuh cinta kasih.

Karya lama di Solo, 28 okt 2009

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun