Menariknya, secara spontanitas dan melihat kondisi, panitia mengajak anak-anak yang begitu antusias dalam kegiatan ini untuk ikut serta secara langsung merawat bumi, yaitu dengan menanam bibit-bibit pohon di paralon-paralon kosong untuk kemudian dirawat.
Menganugerahkan Penghargaan Tertinggi kepada Pencipta
Seusai rangkaian kegiatan seni budaya yang berlangsung sejak Kamis hingga Jumat (23/04) di Kali Lanang, Kampung Kalitaman Salatiga, kegiatan dilanjutkan dengan penutupan. Kegiatan penutupan ini berupa kegiatan pengembalian Sri Pertiwi kembali menuju 1915 Arts Koffie Huis dimana hal ini berupa simbol pengembalian kepada rumah. Sri Pertiwi kembali dikendhit, kemudian di bawa kembali diiringi oleh cucuk lampah yang membuka sekaligus memandu perjalanan kembali.Â
Rombongan bertolak kembali ke 1915 Arts Koffie Huis, dilanjutkan dengan doa-doa penutup sebagai penghargaan tertinggi  kepada Sang Pencipta sekaligus ungkapan syukur kegiatan telah berjalan dengan lancar.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merawat bumi, tempat kita tinggal, secara sederhana dan dapat dilakukan sehari-hari. Tidak harus menunggu hari Bumi, hal ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Sang Pencipta telah menitipkan salah satu ciptaan-Nya yang Agung, mengapa kita tidak merawatnya secara paripurna pula?
Melalui kegiatan ini, tim Inisiasi Sri Pertiwi ingin mengingatkan kita betapa pentingnya untuk merawat bumi, salah satunya dengan merawat air. Bagaimana dengan Anda? sudahkah merawat bumi hari ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H