"Monggo Bapak, badhe seng anthep nopo sing entheng?"
-Silakan Bapak, mau yang mantap atau yang ringan?
"Kok cepet banget sing milihe mas. Njajal riyen, niku enten tester e,"
-Kok cepat sekali memilihnya, Mas. Dicoba dulu, itu ada testernya"
Malam Sabtu lalu (09/10), demikian Mas Ari Wibowo menyambut pelanggannya dengan suka cita dan ramah di lapaknya di pinggir Jalan Jenderal Sudirman, Salatiga saat saya menyambanginya.Â
Mas Ari adalah salah seorang rekan saya di kampus, sekaligus pedagang tembakau yang sedang berkembang. Mas Ari masih tercatat sebagai mahasiswa aktif di Fakultas Pertanian & Bisnis (FPB) Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Mas Ari ditemani oleh adiknya, Wulan, menggelar dagangannya berupa aneka macam tembakau siap rokok. Mahasiswa menjadi pengusaha? Siapa takut.
Malam Sabtu ini begitu ramai, hingga saya dan 2 rekan yang ikut menyambangi membantu Ari melayani pelanggan. Tembakau yang dijajakan beraneka ragam, mulai dari tembakau polosan, rasa-rasa (sudah ditambah dengan aneka saus/flavor seperti menthol, green tea, vanili, dan lain-lain) hingga yang mantap seperti Aceh Gayo.Â
Semuanya juga dikemas beraneka ragam, mulai dari eceran 30 gram, 50 gram dan lain-lain. Kesemuanya sudah berpita cukai, artinya telah legal untuk diperdagangkan di masyarakat.
Selain tembakau, Ari juga menyediakan kertas rokok, alat pelinting, lem, filter, cengkeh kering, cangklong, hingga aksesoris seperti korek dan hard case tempat menyimpan tembakau.Â