Sejak munculnya kasus pertama wabah corona di Indonesia pada Februari lalu, pemerintah Indonesia membuat kebijakan dimana seluruh aktivitas masyarakat harus dijalani di dalam rumah. Begitu pun juga di dunia pendidikan dan dunia kerja, semuanya harus dikerjakan dari rumah.Â
Hal ini membuat semua aktivitas masyarakat menjadi terbatas, namun adanya kebijakan ini guna untuk meminimalisir penyebaran virus corona dan kebijakan ini sudah dilakukan selama kuranglebih 2 bulan.Â
Selama masa pandemi dan social distancing, tentunya berpengaruh pada kondisi psikologis, ekonomi, dan sosial. masyarakat yang terlalu lama menjalani social distancing, tentunya merasa jenuh dan bosan karena  dengan berada selalu di dalam rumah.Â
Kondisi ekonomi juga terpengaruh karena sebagian masyarakat tidak memiliki penghasilan tetap, dan adanya himbauan untuk tidak keluar rumah membuat aktivitas sosial menjadi terbatas.
Untuk memperlancar kebijakan social distancing tersebut, pemerintah berupaya membuat kebijakan baru yang dinamakan PSBB (pembatasan sosial bersakal besar) pada daerah-daerah tertentu.Â
Namun, sifat acuh masyarakat dalam menanggapi situasi pandemi ini membuat kebijakan tersebut tidak terlalu berjalan lancar. Sebagian masyarakat tersebut masih ada yang mengunjungi tempat-tempat umum seperti kafe dan  bepergian tanpa menggunakan masker sesuai protokol kesehatan saat bepergian ke zona PSBB.Â
Seiring berjalannya waktu selama kurang lebih 2 bulan, penerapan kebijakan tersebut tidak memungkinkan untuk terus diterapkan dan membuat masa psbb berakhir dan memulai aktivitas seperti biasa dengan tatanan baru yang disebut new normal.Â
Istilah New normal sendiri merupakan sebuah perubahan perilaku dalam menjalankan kembali aktivitas seperti sedia kalan namun dengan tetap menerapkan pola hidup sehat sesuai protokol kesehatan.Â
Pola hidup sehat itu bisa dilakukan dgn cara selalu menggunakan masker, rutin cuci tangan dan jaga jarak aman. Untuk merealisasikan sistem new normal seluruh pihak dan tokoh masyarakat serta para ahli siap membantu pemerintah dengan merumuskan protokol dan SOP untun perencanaan new normal.Â
Pemberitaan new normal tentunya tidak terlepas dari sorotan media. Sebagai alat informasi berbasis digital, peran media harus bisa mengedukasi masyarakat dengan informasi yang aktual. Informasi yang aktual  dan lengkap diharapkan  masyarakat mampu menghasilkan pemahaman yang utuh terkait gagasan new normal agar pandemi Covid-19 segera berakhir.Â
Keberadaan media massa bukan sekedar menyampaikan informasi kepada masyarakat saja, tetapi harus bisa memberikan gambaran yang utuh dari informasi yang disampaikan. Jika penyampaian informasi yang tidak lengkap dan kurang jelas  dikhawatirkan dapat memicu persoalan baru di masyarakat.Â
Di samping media massa yang mempunyai peranan penting dalam menyampaikan informasi new normal, keberadaan media sosial yang selalu diakses masyarakat juga harus diperhatikan.Â
Media sosial dengan jumlah pengguna yang sangat banyak tentunya harus bisa membedakan mana  informasi yang valid dan hoax. Sebab, di media sosial masih sering terjadi terkait pemberitaan yang hoax.
Peranan media tersebut menjadikan sebuah hegemoni. Menurut Gramsci hegemoni adalah menekankan penerimaan kelompok yang di dominasi terhadap kehadiran kelompok dominan berlangsung dalam proses yang damai, tanpa tindakan kekerasan.
Pendominasian media yang terus menyajikan pemberitaan new normal membuat masyarkat selalu melihat konten tentang pemberitaan new normal dan dengan membaca pemberitaan tersebut  masyarakat menjadi paham dengan gagasan sistem new normal.
Maka, adanya sebuah hegemoni tersebut diharuskan menjadi media yang berkualitas, dimana media dalam menyajikan pemberitaan new normal yang valid dan aktual sehingga dapat mempengaruhi masyarakat untuk menjalankan skenario new normal dengan baik.Â
Meskipun nampaknya sulit menjalani kehidupan pada era new normal yang memaksa kita untuk sadar akan cara pola hidup sehat untuk tidak tertular virus, namun dengan adanya sistem ini diharapkan wabah Covid-19 bisa segera berakhir.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI