"Semangat ya Don... ibu doakan semoga cita-cita nak Doni dapat tercapai ya, aamiin." tambahnya.
"Aamiin terima kasih bu, Doni janji Doni akan semangat belajar." ucap Doni.
      Setelah mendengar perkataan tulus dari penjaga perpustakaan, Doni tersadar bahwa banyak orang yang masih peduli dengannya. Ia pun bertekad bahwa ia akan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, dan ia yakin kalau ia bisa menggapai cita-citanya.
      Semenjak itu, siapapun yang mengejeknya tidak ia dengarkan. Ia hanya terfokus pada tujuannya untuk menggapai cita-citanya. Ia belajar dengan giat disetiap harinya. Namun pada suatu hari, ia mendapatkan kabar duka, orangtuanya meninggal. Padahal selama ini, orang tuanya juga menjadi salah satu alasan dia terus bersemangat dalam meraih cita-citanya.
      Akhir-akhir ini, Doni sering ngalamun. Ia sedih sekaligus bingung. Ia seketika kehilangan arah. Ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan. Ia terus berdoa, supaya Allah memberi jalan yang terbaik untuknya. Akhirnya ia pun tersadar, ia tidak boleh larut dalam kesedihan.
      Selama sekolah ia bekerja sangat keras. Ia mencari ilmu dengan sangat tekun. Hal tersebut membuatnya lulus sebagai siswa yang memperoleh nilai tertinggi diangkatannya. Selain itu, dia juga mempunyai banyak prestasi atas kecerdasannya. Tekadnya yang sangat kuat membuat ia diterima di jurusan impiannya dan bekerja menjadi arsitek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H