Mohon tunggu...
Priyo SM
Priyo SM Mohon Tunggu... swasta -

Wartawan, Penulis Buku, Broadcaster Televisi, Akupunturis, Penyayang hewan, Medis Veteriner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Persahabatan Anak & Binatang

31 Maret 2015   15:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:44 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ANAK sejak kecil perlu belajar bagaimana berinteraksi dengan binatang.  Bagaimana menyayangi  binatang yang ada di sekitar rumah. Seperti kucing, anjing, bahkan  juga burung-burung yang hinggap di pohon rumahnya.  Ada banyak hal positif yang didapatkan dari berinteraksi dengan binatang. Anak-anak bisa belajar menghargai sesama makhluk hidup. Hal ini sekaligus mengajarkan kepada anak-anak sebagai bagian dari kehidupan kecil (ekosistem) di lingkungan rumahnya.  Bahwa mereka (binatang) merupakan bagian dari keluarga inti mereka. Binatang timangan (pet animal) adalah sebuah istilah yang diberikan untuk binatang yang disayang keluarga.

Saat anak-anak berinteraksi, maka anak-anak belajar mencintai, memelihara, dan bertanggungjawab terhadap hewan yang dipeliharanya. Anak-anak akan memiliki teman bermain. Anak-anak akan merasakan bahwa keberadaan binatang peliharaan akan mendatangkan keceriaan bagi mereka.  Belajar menyayangi binatang akan mengajarkan, bahwa saat dewasa nanti anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang bertanggungjawab. Pribadi yang berbudi-pekerti bagus, lembut, empatis, penyayang, dan penyabar. Anak-anak bisa belajar dari perilaku binatang yang kadang justru menunjukkan  tingkah laku yang lebih penyabar, positif dan welas asih.

Anak-anak juga akan belajar memanami sebuah siklus kehidupan. Dengan umur binatang timangan yang rata-rata seperlima usia manusia anak-anak bisa belajar cepat bagaaimana siklus itu berjalan. Anak-anak akan melihat proses kelahiran, perkembangan fisik dan kognitif, sakit, bersosialisasi sesama, bersosialisasi dengan induk semangnya, serta sekaligus melihat proses kematian. Anak-anak bisa belajar empati di dalamnya.  Anak-anak belajar bahwa hidup ini merupakan sebuah siklus yang saling menopang sesamanya.

Sebuah studi psikologi menyebutkan bahwa anak-anak pada usia 3-13 tahun sudah memiliki kemampuan untuk diberi tanggungjawab memelihara binatang. Mereka sudah bisa belajar banyak bersosialisasi dengan kehidupan sekeliling. Lewat cara ini anak-anak belajar banyak bagaimana sebuah persahabatan itu digalang. Bagaimana sebuah kepedulian terhadap hewan perlu  dipupuk dan dipelihara. Binatang bisa paham bagaimana setiap individu bereaksi  atas sebuah perlakuan. Bagaimana mereka marah, tidak suka, atau justru sebaliknya menyukai perlakuan yang diterimanya dari sebuah interaksi tersebut

Anak-anak memiliki teman-teman binatang sendiri.  Anak-anak menganggap anjing, kucing, kelinci, dan hamster sebagai binatang favorit mereka.  Mereka juga menganggap kura-kura Brazil, burung, dan binatang eksotik sebagai binatang timangan yang lainnya lagi. Sejumlah binatang timangan populer sahabat anak bisa kita temukan. Ada anjing, kucing, kelinci, hamster, kura-kura Brazil, burung, marmoset, iguana, ular phyton albino, dan tikus putih. Mereka bisa didapatkan di petshop atau online jual beli, atau komunitas khusus mereka.

Itulah sahabat-sahabat anak-anak dalam dunia nyata. Sahabat nyata  di luar cerita budi pekerti fabel yang saat ini sudah mulai asing diperdengarkan. Mereka hanya mendapatkan binatang-binatang yang tampil dalam bentuk animasi grafis, seperti marsha & the bear,  tom & Jerry, sebagai binatang yang dekat dengan manusia. Tetapi tidak mendapatkannya dalam dunia nyata. Tidak berlebihan bila pada usia 8 (delapan) tahun mereka sudah bisa memilih binatang peliharaan mereka. Mereka menginginkanya sebagai teman dan sahabat, bahkan ada yang sampai membawanya ke tempat tidur.

Saat kehidupan anak-anak sudah masuk dalam dunia binatang, anak-anak perlu banyak belajar dari mereka. Anak-anak perlu belajar, bagaimana memanagemen sebuah pertemanan dengan binatang.  Bagaimana feeding,  mengatur sanitasi kandang, sampai ke mengajarkan habit toilet. Bukan nya malahan menyerahkannya kepada pembantu sepenuhnya.

Saat memberikan binatang sebagai teman anak-anak,  perlu dibuatkan negosiasi  dan komitmen dengan anak. Bagaimana kalau hewannya BAB-BAK, siapa yang membersihkan kandang, siapa yang memberi  makan, siapa yang memandikannya, termasuk yang selalu menjaga sanitasi dan kebersihan nya. Siapa yang mengajarinya. Termasuk tanggungjawab kesehatan binatang peliharaaan, siapa yang merawat kesehatannya, siapa yang membawa ke dokter hewan saat sakit atau saat vaksinasi.  Meski pun itu semua dilakukan dalam pengawasan sepenuhnya orang tuanya.

Tentu saja, sekaligus  mengajarkan agar anak-anak tetap memelihara kebersihan diri.  Ingat  selalu mencuci tangan setelah bermain-main dengannya.@

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun