Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek dengan 1 cucu yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ilusi Komunikasi: Hearing without Listening - Talking without Speaking

2 Februari 2025   01:00 Diperbarui: 2 Februari 2025   00:10 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"People are hearing without listening, people are talking without speaking." -- Simon & Garfunkel, The Sound of Silence

Kalimat potongan dari syair lagu diatas adalah sebuah fenomena kegagalan dalam berkomunikasi atau juga bisa di sebut ilusi komunikasi. Ilusi komunikasi adalah fenomena di mana seseorang tampak mendengar tetapi tidak menyimak, atau berbicara tetapi tidak benar-benar mengatakan sesuatu yang bermakna. Ini menciptakan kesan adanya komunikasi tanpa substansi yang nyata. Dalam berbagai situasi, ilusi ini sering digunakan sebagai alat untuk menghindari konflik, mempertahankan citra, atau sekadar memenuhi tuntutan sosial.

Bentuk-Bentuk Ilusi Komunikasi:

  1. Mendengar Tanpa Menyimak -- Respon otomatis seperti "Iya, betul," atau anggukan kosong tanpa benar-benar memahami apa yang dikatakan.
  2. Berbicara Tanpa Berkata -- Penggunaan jargon, kalimat klise, atau berbicara panjang lebar tanpa memberikan informasi konkret.
  3. Dialog Tanpa Makna -- Percakapan yang hanya bertukar suara tetapi tidak menghasilkan pemahaman bersama.

Para Pelaku Ilusi Komunikasi:

  1. Politisi -- Menggunakan kata-kata berbunga tetapi sering kali tanpa solusi konkret.
  2. Pemimpin Korporat -- Memberikan pernyataan motivasional yang terdengar inspiratif tetapi tidak jelas arahnya.
  3. Pejabat Publik -- Menanggapi keluhan dengan janji-janji kosong yang tidak terealisasi.
  4. Pembawa Acara Talk Show -- Mengajukan pertanyaan retoris yang tidak benar-benar mengeksplorasi masalah.
  5. Pelanggan dan Pelayan -- Percakapan basa-basi tanpa niat membangun hubungan yang lebih dalam.
  6. Orang dalam Hubungan Sosial -- Ketika seseorang mengatakan "Aku mengerti" tanpa benar-benar peduli atau memahami.

Ilusi komunikasi bukan sekadar kebiasaan individu, tetapi juga refleksi dari dinamika sosial yang lebih luas. Dalam beberapa konteks, ini menjadi alat bertahan hidup, sementara dalam konteks lain, ia memperburuk kesalahpahaman dan ketidakefektifan komunikasi.

Bagaimana kita bisa melawan ilusi komunikasi dan membangun percakapan yang lebih bermakna? Ini adalah tantangan bagi siapa pun yang ingin membangun komunikasi yang lebih jujur dan efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun