Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek dengan 1 cucu yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Bantu saya dengan komentar dan penilaian atas tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Sang Petualang Akhirnya Pulang

26 Januari 2025   08:57 Diperbarui: 26 Januari 2025   09:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SOF the movie - tvinsider.com

Setelah beberapa lama, Yono berdiri dan mengambil gitar tua itu. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia mulai memainkan senar-senar yang sudah lama tidak ia petik. Suara gitar itu, meskipun berdebu dan sudah tidak seindah dulu, mengingatkannya pada masa lalu. Masa di mana ia masih punya impian.

Lagu Soldier of Fortune terdengar pelan di benaknya. Ia menyadari bahwa seperti seorang prajurit yang terus mencari tanah airnya, ia pun terus mencari arti hidup, meski tak pernah menemukan tempat yang tepat. Tapi setidaknya, malam itu, ia kembali ke tempat yang pernah disebut rumah---dan itu sudah cukup untuk membuatnya merasa sedikit lebih utuh.

---

Yono terdiam. Ia tahu ibunya benar. Perjalanan yang ia jalani tidak pernah menemukan jawaban yang pasti. Semua yang ia cari di luar sana tidak pernah benar-benar mengisi kekosongan di dalam dirinya.

Namun, seiring pikirannya yang melayang, wajah Ana, pacarnya, muncul kembali di benaknya. Ana yang masih setia menunggu, meskipun Yono tahu bahwa bertahun-tahun telah berlalu tanpa kabar. Ia teringat pesan-pesan yang sering diterimanya dari Ana, meski jarang ia balas. "Aku menunggumu, Yono," tulis Ana dalam sebuah pesan lama yang masih tersimpan di ponselnya. Saat itu, Yono hanya bisa terdiam dan berpikir betapa selama ini ia telah meninggalkan Ana dalam kesepian, berharap bahwa waktu dan jarak bisa menjelaskan semuanya. Tapi sekarang, di sini, ia menyadari betapa dalam perasaan Ana---perasaan yang ia abaikan selama ini.

---

Tanpa berpikir panjang, Yono mengambil keputusan yang mendalam. Ia akan menemui Ana. Ia akan kembali untuk orang yang telah lama menunggu tanpa pernah menuntut apa-apa. Berjalan dengan langkah berat, ia pergi menuju rumah Ana.

Ketika pintu dibuka, Ana berdiri di sana, matanya terlihat sedikit terkejut. Tak ada kata-kata yang terucap dari mulut keduanya. Wajah Yono yang sudah lebih banyak dipenuhi kerut, dan mata Ana yang penuh kebingungan bertemu dalam keheningan yang penuh makna. Hanya ada air mata yang mulai menetes di pipi Ana. Dalam keheningan itu, tanpa kata, mereka saling berpelukan. Pelukan hangat yang seperti mengungkapkan semua waktu yang terbuang, semua penyesalan, dan semua cinta yang tak terucap.

Ana tahu Yono datang untuknya. Tak perlu kata-kata. Cukup dengan pelukan itu, ia tahu bahwa Yono akhirnya kembali---meski entah untuk berapa lama. Dan meskipun masa depan masih tidak jelas, saat itu, mereka hanya membiarkan diri mereka tenggelam dalam kehangatan kebersamaan yang terlambat, tapi sangat berarti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun