Mohon tunggu...
Priyono Mardisukismo
Priyono Mardisukismo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Bantu saya dengan komentar dan penilaian atas tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Legenda Selasa: Cindelaras dan Ayam Jago yang Berbicara

21 Januari 2025   11:25 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:41 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Benar, Baginda. Jika Ayahanda berkenan, ayamku bisa diadu dengan ayam milik Raja," jawab Cindelaras dengan santun.

Raden Putra tertawa kecil, "Baiklah, mari kita lihat seberapa hebat ayam jantanmu!"

Pertarungan ayam pun dimulai. Dalam waktu singkat, ayam milik Cindelaras berhasil mengalahkan ayam Raden Putra dengan mudah. Semua orang bersorak kagum.

Namun tiba-tiba, ayam Cindelaras berkokok dengan lantang:
"Kukuruyuk! Kukuruyuk!
Cindelaras anak Raden Putra,
Ayamnya kuat luar biasa,
Mengalahkan semua lawannya!"

Raden Putra terkejut. "Apa maksud kokokan ayam itu? Siapa sebenarnya kau, anak muda?"

Cindelaras pun menjawab, "Baginda, aku adalah Cindelaras, putra dari permaisuri utama yang dulu dibuang ke hutan karena fitnah."

Raden Putra terperanjat. Ia menatap wajah Cindelaras dengan seksama, lalu melihat cincin yang melingkar di jari anak itu---cincin yang pernah ia berikan kepada permaisuri utamanya.

"Benarkah ini? Pengawal! Segera panggil permaisuri yang dulu kubuang!"

---

Akhirnya, sang permaisuri utama dibawa ke istana. Melihat wajahnya, Raden Putra tak kuasa menahan tangis. "Maafkan aku, permaisuriku. Aku telah termakan fitnah dan melakukan kesalahan besar!"

Permaisuri hanya tersenyum lega. Kebenaran akhirnya terungkap, dan keluarga mereka pun bersatu kembali. Permaisuri jahat yang memfitnah akhirnya dihukum sesuai dengan perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun