"Bu, kenapa ayamku berkata aku anak Raden Putra? Siapakah sebenarnya ayahku?"
Ibunya meneteskan air mata. Akhirnya, ia menceritakan semua kejadian yang telah menimpa mereka.
"Anakku, kau adalah putra Raja Raden Putra. Karena fitnah keji, ibumu dibuang ke hutan. Ayahmu tidak tahu bahwa kau lahir di sini."
Cindelaras mengepalkan tangan. "Aku akan menemui Ayah dan membuktikan bahwa kita tidak bersalah!"
---
Dengan membawa ayam jantannya yang perkasa, Cindelaras pergi menuju istana ayahnya. Di sepanjang perjalanan, Cindelaras sering bertemu dengan orang-orang yang sedang mengadu ayam.
"Wahai anak kecil, maukah kau adu ayam dengan kami?" tantang seorang pria.
Cindelaras tersenyum percaya diri, "Baiklah, tapi jika ayamku menang, kalian harus memberikan taruhan kalian!"
Ternyata, ayam milik Cindelaras selalu menang dalam setiap pertarungan. Kabar tentang ayam ajaib dan anak yang tampan itu pun tersebar hingga ke istana Kerajaan Jenggala. Raja Raden Putra yang gemar mengadu ayam pun mendengar kabar tersebut dan merasa penasaran.
"Bawa anak itu ke hadapanku!" perintah Raja Raden Putra.
---
Cindelaras pun datang ke istana bersama ayam jantannya.
"Anak muda, apakah benar ayammu ini bisa mengalahkan semua lawannya?" tanya Raja Raden Putra.