Mohon tunggu...
Priyono Mardisukismo
Priyono Mardisukismo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Bantu saya dengan komentar dan penilaian atas tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Nonformal Menjadi Tulang Punggung - Why not?

21 Januari 2025   06:22 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:12 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktek pendidikan nonformal - Kreasi AI

Pendidikan adalah salah satu aspek terpenting dalam pembangunan masyarakat. Selain pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah-sekolah, ada pula pendidikan nonformal yang berperan melengkapi bahkan, dalam beberapa kasus, menggantikan pendidikan formal. Tetapi, bisakah pendidikan nonformal menjadi tulang punggung sistem pendidikan kita?

Peran Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal meliputi berbagai program pembelajaran di luar sistem sekolah formal, seperti kursus keterampilan, pelatihan vokasi, pendidikan keaksaraan, hingga program pelatihan bagi pekerja. Fleksibilitasnya membuat pendidikan ini mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat, terutama mereka yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal karena keterbatasan ekonomi, geografis, atau alasan lainnya.

Keunggulan utama pendidikan nonformal adalah pendekatannya yang lebih praktis dan langsung menjawab kebutuhan masyarakat. Program-program ini sering dirancang berdasarkan kebutuhan spesifik komunitas, seperti pelatihan keterampilan untuk pekerjaan tertentu atau pengajaran literasi bagi orang dewasa.

Kelemahan dan Tantangan

Meskipun memiliki banyak kelebihan, pendidikan nonformal juga menghadapi tantangan. Salah satu kendala terbesar adalah kurangnya pengakuan terhadap sertifikasi yang diberikan oleh program-program nonformal. Dalam dunia kerja, ijazah formal sering kali menjadi syarat utama, meskipun keterampilan yang dimiliki seseorang mungkin sudah memadai.

Selain itu, pendidikan nonformal sering kali kurang mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah. Minimnya pendanaan dan kurangnya regulasi membuat pengelolaan program ini kurang optimal. Hal ini menjadi penghambat besar bagi pendidikan nonformal untuk benar-benar menjadi tulang punggung sistem pendidikan.

Integrasi dan Solusi

Agar pendidikan nonformal dapat menjadi tulang punggung, diperlukan integrasi yang lebih kuat dengan sistem pendidikan formal. Sertifikasi hasil pendidikan nonformal harus diakui setara dengan pendidikan formal, terutama jika keterampilan yang diperoleh dapat dibuktikan relevan dan berkualitas. Kebijakan pendidikan nasional juga harus memberikan perhatian lebih kepada sektor ini, termasuk alokasi dana dan pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan masyarakat.

Selain itu, kolaborasi antara sektor pendidikan formal dan nonformal dapat menghasilkan sinergi yang saling menguntungkan. Misalnya, program pelatihan nonformal dapat dilaksanakan sebagai bagian dari ekstrakurikuler di sekolah formal. Demikian pula, lulusan program nonformal dapat dipermudah untuk melanjutkan pendidikan formal jika diinginkan.

Kesimpulan

Pendidikan nonformal memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung pendidikan, terutama dalam menjangkau mereka yang tidak terlayani oleh sistem formal. Namun, untuk mencapai hal ini, perlu ada pengakuan, integrasi, dan dukungan yang lebih kuat dari pemerintah dan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan nonformal tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga komponen penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih terdidik dan berdaya saing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun