(Dia mengangkat tangannya, seolah menunjukkan kehancuran yang telah terjadi.)
Lihatlah rumah-rumah yang tenggelam,
jalan-jalan yang luluh lantak.
Itu bukan dosa air,
itu dosa kalian sendiri!
(Dia menatap ke arah penonton, suaranya penuh peringatan.)
Aku tak ingin datang dengan amarah.
Aku tak ingin menjadi perusak.
Tapi selama kalian terus menggali jurang antara manusia dan alam,
aku akan terus datang,
menghancurkan apa yang kalian bangun,
mengajarkan bahwa alam tak bisa dilawan,
hanya bisa dihormati.
(Dia mundur perlahan, suaranya meredup namun penuh dengan peringatan.)
Ini bukan ancaman,
ini adalah kenyataan.
Jangan salahkan banjir.
Salahkan diri kalian.
(Lampu meredup, suara gemuruh air perlahan menghilang, meninggalkan panggung kosong yang sunyi.)
Bagaimana, Yono? Monolog ini cukup kuat untuk menggambarkan amukan sekaligus peringatan dari banjir?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H