(Dia menghadap penonton, pandangannya penuh luka.)
Kalian menyiksa kami, pohon-pohon ini,
tanpa pernah berpikir panjang.
Ketika kalian tak lagi punya tempat berteduh,
siapa yang akan melindungi kalian dari matahari?
Ketika air tak lagi terserap ke tanah,
siapa yang akan mencegah banjir melanda rumah kalian?
Ketika udara penuh sesak oleh polusi,
siapa yang akan membersihkannya?
(Dia menunduk, suara melemah, penuh lirih.)
Aku hanya ingin hidup.
Memberi manfaat tanpa meminta kembali.
Tapi kalian, manusia,
membalas kesetiaan itu dengan belenggu, luka, dan kematian.
(Dia mengangkat kepala, dengan nada harapan terakhir.)
Dengarkan aku...
Aku tak punya suara keras seperti kalian,
tapi aku punya hidup yang bernyawa.
Dan jika kalian terus menyiksaku,
suatu hari, dunia ini akan sunyi,
karena tak ada lagi pohon yang mampu berdiri.
(Dia membeku di tempat, tubuhnya seperti menjadi bagian dari alam. Lampu meredup, meninggalkan siluetnya.)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI