"Kalau kami yang melanggar hukum, cepat sekali dipenjara," ujar Budi dengan nada pahit. "Tapi kalau orang kaya, sepertinya hukum bisa dibeli."
Rasa frustrasi ini menambah beban mental rakyat kecil yang sudah tertatih-tatih menghadapi masalah ekonomi dan sosial. Mereka kehilangan kepercayaan pada pemerintah dan sistem hukum yang ada.
Harapan di Tengah Kegelapan
Namun, meski dikepung oleh berbagai masalah, Budi dan rakyat kecil lainnya masih menyimpan secercah harapan. Mereka percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari kesadaran bersama. Gerakan masyarakat sipil yang menuntut transparansi dan akuntabilitas mulai bermunculan. Anak-anak muda di desa Budi juga mulai belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan dan hak-hak mereka sebagai warga negara.
"Kami tak mau anak-anak kami mewarisi kehancuran ini," kata Budi. "Kami harus berbuat sesuatu, sekecil apa pun itu."
Di tengah rasa cemas yang menyelimuti rakyat kecil, muncul harapan baru dengan kepemimpinan Presiden Prabowo. Banyak yang percaya bahwa beliau memiliki visi dan tekad untuk menyelesaikan berbagai masalah bangsa ini. Dengan fondasi kokoh yang beliau bangun, masyarakat optimis bahwa Indonesia dapat bertransformasi dari Indone-Sisa Cemas menuju Indonesia Emas. Reformasi di sektor lingkungan, pemberantasan korupsi, dan penegakan hukum yang adil menjadi pilar utama dalam visi ini.
Bagi rakyat pinggiran seperti Budi, perjuangan untuk keadilan dan kelestarian alam adalah perjuangan untuk masa depan. Meski penuh tantangan, mereka tak akan menyerah. Di balik cemas yang menyelimuti, ada tekad yang menyala untuk terus memperjuangkan Indonesia yang lebih baik.
Indone-Sisa Cemas adalah refleksi dari jeritan hati rakyat kecil yang merasa terpinggirkan, tetapi tetap berharap akan hadirnya perubahan. Karena di setiap sudut yang gelap, selalu ada cahaya yang menunggu untuk ditemukan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI