Mohon tunggu...
Priyono Mardisukismo
Priyono Mardisukismo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id) Bantu saya dengan komentar dan penilaian atas tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

101 Perjalanan Mimpi Imaginer: Mimpi 004 - Melampaui Kemustahilan

7 Januari 2025   09:32 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:32 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi AI - Mimpi bertemu Mandella

Setelah perjalanan mimpi sebelumnya, Yono merasa semangatnya kembali bangkit. Namun, kali ini ia menghadapi tantangan yang lebih besar. Ia mencoba mengejar mimpinya yang tampaknya tidak mungkin tercapai. Semakin ia berusaha, semakin banyak orang yang meragukannya, bahkan dirinya sendiri mulai merasa ragu.

Malam itu, dengan hati yang lelah, Yono tertidur di bawah langit berbintang. Ia berharap mimpi bisa memberinya jawaban.

Dalam mimpinya, Yono menemukan dirinya berdiri di padang rumput luas yang dikelilingi pegunungan. Angin sejuk berhembus, membawa suara langkah seseorang yang mendekat. Yono menoleh dan melihat seorang pria tua dengan wajah penuh ketenangan. Pria itu mengenakan pakaian sederhana dan memiliki aura yang menenangkan namun penuh kekuatan.

"Selamat datang, Yono," kata pria itu dengan suara lembut.

"Siapa Anda?" tanya Yono, merasa terpesona oleh kehadirannya.

"Aku Nelson Mandela," jawab pria itu sambil tersenyum. "Aku mendengar keresahanmu. Kau merasa mimpimu mustahil tercapai, bukan?"

Yono mengangguk perlahan. "Ya, setiap kali saya mencoba, rasanya selalu ada tembok besar yang tidak bisa saya lewati. Semuanya terasa mustahil."

Mandela mendekat dan menatap Yono dengan penuh kebijaksanaan. "Dengarkan aku baik-baik, anak muda: It always seems impossible until it's done."

Yono terdiam, mencoba memahami makna kata-kata itu.

Mandela melanjutkan, "Ketika aku dipenjara selama 27 tahun, banyak orang berpikir bahwa kebebasan, kesetaraan, dan perdamaian di negaraku adalah hal yang mustahil. Bahkan aku sendiri terkadang merasa ragu. Namun, aku belajar bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil membawa kita lebih dekat pada apa yang tampaknya mustahil. Tidak ada yang benar-benar mustahil jika kita tidak berhenti berusaha."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun