Mohon tunggu...
Priyono Mardisukismo
Priyono Mardisukismo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Redaktur www.fixen.id

Seorang kakek yang telah pensiun dari hiruk pikuk dunia, banyak menulis fiksi di FIXEN (https://fixen.id/) Fixen adalah platform literasi dalam 9 bahasa yang dirancang untuk pembelajaran bahasa bagi siswa dan umum

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

101 Perjalanan Mimpi Imaginer: Mimpi 002 - Kekuatan Imajinasi

5 Januari 2025   11:54 Diperbarui: 5 Januari 2025   12:08 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi AI - Mimpi bertemu Eiinstein

Yono terbangun dari tidur sebelumnya dengan perasaan yang aneh. Kata-kata Mahatma Gandhi masih membekas dalam pikirannya, memberinya keberanian untuk memulai perubahan. Namun, ia masih merasa ragu. Apakah ia memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan besar? Bagaimana jika ia gagal?

Malam itu, setelah menjalani hari yang penuh perenungan, Yono kembali tertidur dengan pikiran yang dipenuhi pertanyaan. Ia berharap, mungkin saja mimpinya akan membantunya menemukan jawaban.

Dalam kegelapan mimpi, tiba-tiba Yono mendapati dirinya berada di sebuah ruangan yang tak biasa. Dinding-dindingnya dipenuhi rumus matematika dan diagram aneh, sementara di tengah ruangan terdapat seorang pria tua dengan rambut putih yang berantakan. Pria itu duduk di depan papan tulis besar, menggambar garis-garis tak beraturan dengan kapur, tampak seperti seorang anak yang asyik bermain.

"Ah, kau akhirnya datang," kata pria itu tanpa menoleh. Suaranya tenang namun penuh rasa ingin tahu. Yono terkejut. "Siapa Anda?" tanyanya dengan hati-hati.

Pria itu menoleh dan tersenyum. "Namaku Albert Einstein. Aku sudah menunggu kedatanganmu."

Yono ternganga. Einstein? Ia mengenali sosok ini dari buku-buku sejarah dan pelajaran fisika di sekolah. Tapi apa yang dilakukan Einstein di mimpinya?

Melihat kebingungan Yono, Einstein tertawa kecil. "Kau datang ke sini karena ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu. Aku bisa melihat itu. Kau merasa ragu dengan kemampuanmu, ya?"

Yono mengangguk pelan. "Saya ingin berubah, bahkan mungkin ingin mengubah dunia. Tapi saya merasa saya tidak cukup pintar, tidak cukup tahu banyak hal."

Einstein mendekat dan menatap Yono dengan mata penuh kebijaksanaan. "Yono, izinkan aku memberimu sebuah nasihat: Imagination is more important than knowledge."

Yono mengernyit. "Tapi bukankah pengetahuan itu penting?"

"Tentu saja," jawab Einstein. "Pengetahuan adalah apa yang kita ketahui sekarang, hasil dari pengalaman dan pembelajaran kita. Namun, imajinasi melampaui batas-batas itu. Dengan imajinasi, kita dapat membayangkan apa yang belum ada, menjelajahi apa yang belum ditemukan, dan menciptakan hal-hal yang sebelumnya hanya menjadi angan-angan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun