Mohon tunggu...
Mang Free
Mang Free Mohon Tunggu... Penulis - Kadar Pok, Kudu Pek

Mahasiswa Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Karena Sejatinya Pria Ingin Didengar Juga

29 Desember 2021   15:04 Diperbarui: 29 Desember 2021   15:32 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laki-laki, makhluk yang jarang sekali speak up terkait rasa lelahnya. Seseorang yang terbiasa menanggung beban dan keluh kesahnya dalam hati sendiri.

Tulisan ini tidak bermaksud memberatkan salah satu gender, tidak. Ini hanyalah bentuk keterusterangan penulis, akan perlunya bicara dan didengarkan.

Laki-laki biasanya digambarkan dengan maskulinitas, pandai banyak hal, dan sandaran bagi keluarga. Ia adalah sosok yang sering kali berdiri di garis depan, menjadi tameng dalam segala kesukaran.

Laki-laki itu harus kuat. Laki-laki tak boleh menangis, karena menangis itu untuk perempuan.

Laki-laki itu harus bisa bertahan dalam segala rintangan, jadi pemandu yang baik, penerang dalam kegelapan, dan pemimpin menuju kemakmuran.

Oke, salah atau benarnya, itu adalah gambaran atau sudut pandang dunia terhadap pria.

Lantas, bagaimana dari sudut pandang laki-laki sendiri ?

Laki-laki juga sama manusia, sama dengan yang lainnya. Ia bertahan karena tanggung jawab yang harus diemban.
Jadi, bagaimana jika ia telah mencapai batasnya ? Tatkala ia merasa lelah dengan keadaan, apakah ia boleh mengeluh ? Mengeluarkan air mata meratapi nasib yang kian tak terarah ?

Ia tak menyerah, hanya ingin rehat. Garda depan itu tak menyenangkan, disana dingin, panas, dan sering kali menyakitkan.

Ada kalanya seorang pria, ingin didengarkan keluh kesahnya. Ingin menangis setidaknya sekali saja. Lelah? Iya. Cape ? Tentu saja.

Dunia sering kali kejam, ia melarang pria untuk berbicara terkait rasa lelahnya. Karena itu tanda lemah.
Dunia melarang pria untuk menangis, walau setidaknya sekali.

Sungguh, aku merasa lelah.

Di samping itu, laki-laki juga seorang yang keras kepala. Ia tak ingin dibantu akan kesulitannya. Ia ingin menunjukkan dedikasi  akan tanggung jawabnya.

Oleh karena itu, tat kala ia berbicara, cukup dengarkan. Usap kepalanya dengan kehangatan. Rengkuh ia dengan kasih sayang.

_Karena garda depan, sungguh tak menyenangkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun